Bahkan, seperti dilansir dari Kompas.com, pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto berpandangan bahwa Jokowi sedang menjaga nama baik Tito dari ketidak berhasilannya mengungkap kasus penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan.
Mangkraknya kasus Novel memang cukup aneh. Fihak kepolisian yang biasanya cekatan dan cepat menyeelesaikan kasus-kasus kriminal bahkan terorisme sekalipun, mendadak rontok taringnya ketika dihadapkan pada kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan.
Akhirnya berbagai spekulasi pun mencuat. Kasus Novel ini bukan dilakukan oleh orang-orang sembarangan. Tapi dilakukan oleh orang-orang peofesional, yang dibelakangnya adalah orang besar atau berpengaruh di negeri ini.
Spekulasi ini muncul, setelah TPGF menyebut, bahwa kasus tersebut ada kaitannya dengan enam kasus besar yang sedang ditangani Novel. Sebut saja, salah satunya adalah kasus e-KTP. Bahkan, belakangan muncul lagi tentang kasus "buku merah".
Pertanyaannya, beranikah Kapolri yang baru, Komjen Idham Azis mengungkap kasus ini. Bagaimanapun, salah satu tolak ujur keberhasilan Idham Azis sebagai Kapolri menurut penulis dan mungkin beberapa kalangan masyarakat lainnya, boleh jadi adalah pengungkapan kasus Novel hingga tuntas.
Namun, rasanya penulis pesimis, Kapolri baru mampu dan berani mengungkap kasus Novel. Sebagai salah satu acuannya adalah Idham adalah Ketua Tim TPGF sewaktu masih menjabat Kapolda Metro Jaya. Hasilnya sudah diketahui bersama, masih belum jelas
Namun, dalam hal ini penulis akan berbaik sangka. Mungkin saja ketidak berhasilan Idham waktu itu karena posisinya masih sebagai bawahan Kapolri. Mudah-mudahan sekarang setelah dia mempunyai kewengan penuh, mampu menjalankan tugas pengungkapan kasus Novel dengan baik. Sehingga pelaku dan aktor intelektualnya segera bisa ditangkap dan mempertanggung jawabkan perbuatannya di depan hukum yang berlaku.
Terimakasih dan salam hormat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H