BAGI yang suka pada dunia politik nusantara, pastinya tidak akan asing dengan nama Fadli Zon. Ya, dia adalah salah seorang politikus Partai Gerindra dan juga kepercayaan Prabowo Subianto, sang boss partainya.
Bersama rekannya di DPR periode 2014-2019 lalu, Fahri Hamzah (sekarang sudah tidak lagi menjadi anggota DPR) Fadli terkenal dengan omongannya yang nyinyir. Ceplas-ceplos, main salahkan kebijakan pemerintah yang kadang tanpa didasari data dan bukti yang jelas.
Intinya, kalau ditanya tentang kelemahan pemerintah, sepertinya dia bakal dengan antusias menjawabnya. Karena memang itu maunya, selalu mengkritik dan mengkritik kebijakan pemerintah. Dimatanya, seolah tak ada satupun kebijakan pemerintah yang baik dan sukses.
Dunia politik bukanlah dunia excact. Politik itu dinamis, begerak dan beralih sesuai situasi dan kondisi. Karena dalam dunia politik yang ada hanya kepentingan. Ya, dalam hal ini kepentingan merebut, meminta atau mendapatkan kekuasaan.
Makanya, tak heran dalam beberapa waktu terakhir nama Fadli Zon digadang-gadang bakal menjadi salah seorang menteri di pemerintahan Joko Widodo jilid II, atau setidaknya salah satu nama yang diusulkan Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto.Â
Seperti disebutkan Wakil Ketua Umum partai berlambang kepala burung garuda, Arief Pouyono pada awak media. Padahal, dalam pandangan kacamata awam, hal tersebut adalah mustahil.
Bagaimana bisa, selama ini partai Gerindra, wadah partainya Fadli Zon adalah rival utama dalam perburuan kursi presiden, pada dua kali perhelatan Pilpres.Â
Yaitu pada tahun 2014 dan 2019 lalu. Karena kekalahannya ini, mereka memposisikan diri sebagai partai oposisi dan menggunakan haknya sebagai lembaga kontrol pemerintah. Meski dalam realitanya, lebih banyak nyinyir dari pada kritik positip terhadap pemerintah.
Itu, menurut pandangan awam. Tapi, dalam pandangan politik yang segala sesuatunya dihadapkan pada kepentingan. Tentunya, fenomena ini tidaklah aneh. Bahkan, bisa dikatakan wajar. Tak peduli kata orang, yang penting kepentingannya tercapai.
Lantas, jabatan menteri apa, kira-kira yang pantas untuk Fadli Zon?...Kalau menilik latar belakang pendidikannya seperti dilansir Wikipedia, Fadli menyelesaikan sarjana pada program Studi Rusia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) dan Master of Science (M.Sc) Development Studies dari The London School of Economics and Political Science (LSE) Inggris.Â
Rasanya tak berlebihan kalau duduk sebagai menteri di bidang ekonomi, atau jika di kaitkan dengan jabatan dia sebagai Ketua HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia), bisa juga diberi kepercayaan sebagai menteri pertanian.Â