Aku di sini, termangu dalam sepi, berharap mampu bercengkrama dengan malam
Lalu, mengizinkan dinginnya desir angin menusuk tulang
Biarlah raga ini terbelenggu gigil, sejenak melupa dengan gelisahnya rasa
Bahwa, rindu di hati tak pernah mati
Aku di sini, diam terpaku, merasakan sejuk menyelimuti tubuh
Tetesan hujan tadi sore mengoyak pilu diri
Bahwa rindu enggan mengerti, tubuh ini tak mampu mencipta hangat
Terjebak pada ilusi, raga melemah lelah. Terjatuh, tersungkur pada gelora sukma
Aku di sini, angin malam mencumbu kulit hingga ke tulang
Kulihat bulan dan bintang saling menatap penuh makna dan cerita
Ingin rasanya aku menari di puncak langit, lalu mencuri cerita mereka
Dan kujadikan puisi untuk si pujaan hati yang jauh di sana...
Sumedang, 24 September 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H