Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tunggu Aku di Lorong Itu

22 September 2019   22:02 Diperbarui: 22 September 2019   22:24 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tunggu aku di lorong itu...
Kita bicara tentang masa kelam penuh dendam
Dimana raga digadaikan pada palu godam di meja sidang
Dan kita pun terdiam, menunggu azab atas nista yang dilakukan

Tunggu aku di lorong itu...
Kita bicara tentang intrik dan politik, penuh dengan tipu-tipu
Dimana rasa malu dipecundangi kepentingan diri
Dan kita pun bungkam tak peduli suara pulan pekakan telinga

Tunggu aku di lorong itu...
Kita bicara tentang manuver dan mengasah lidah
Dimana suara kita semakin tajam, memotong urat nadi rakyat
Dan kita pun menutup muka dengan topeng sang brahmana

Tunggu aku di lorong itu....
Kita bicara tentang kantong-kantong korun yang tersebar di setiap ruang
Dimana kita bisa kembali bergerak bebas tanpa ada halang dan perintang
Dan kita pun berpesta pora di atas derita mereka.

Sumedang, 22 September 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun