"Mamah setuju aja kalau itu mau papah. Tapi ngomong-ngomong siapa sahabat yang ada dalam pikiran papah itu. Soalnya sahabatnya kan banyak di kampung?"
"Rudy. Dia kan teman mamah juga. Papah kasihan sama dia sampai sekarang belum juga mau menikah. Entah kenapa, setiap kali ditanya nggak pernah mau terus terang" sahut Pram.
Wajah Deswita langsung pucat waktu suaminya menyebutkan nama tersebut. Beruntung Pram tak menyadarinya.
***
Setibanya di kampung halaman, pasangan suami isteri ini langsung mencari informasi, siapa tahu ada anak saudaranya yang bisa dijadikan anak angkat. Namun sayang, niatnya tak terwujud.Â
Bahkan kesedihan pasutri ini makin berlipat, Rudy sahabat baik Pram tengah di rawat di rumah sakit. Kondisinya sudah kritis, hanya keajaiban yang bisa menyelamatkan nyawanya. Tak membuang waktu, Pram dan Deswita segera menjenguk.
"Hai sobat, kapan datang?" Tanya Rudy lemah.
"Kenapa kau tidak pernah memberitahuku tentang penyakitmu ini?" Tanya Pram, matanya berkaca-kaca, tak kuat melihat penderitaan sobatnya terbaring lemah, tak berdaya.
Rudy hanya tersenyum, lalu menoleh ke arah Deswita yang berdiri samping suaminya.
"Apa kabarmu?" Tanya Rudy, yang dijawab dengan cucuran air mata dari perempuan cantik ini.
"Maafkan...maafkan aku..!" Hanya kata itu yang mampu diucapkan Deswita. Bulir-bulir bening terus mengalir deras keluar dari kedua matanya.
"Hei udah jangan menangis...!" Ucap Rudy lagi.