Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lampion

17 Agustus 2019   17:29 Diperbarui: 17 Agustus 2019   18:43 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Cahaya kerlap kerlip terangi ibu pertiwi
Euforia merdeka membelah jiwa
Inikah rasa nasionalis itu
Inikah jiwa patriotisme itu
Lampion jadi pertanda?...

Hingar bingar terangnya menyelinap seluruh negeri
Teriak merdeka membahana dalam kalbu
Inikah rasa kebangsaan itu
Inikah jiwa sang pahlawan itu
Lampion jadi pertanda?...

Sadarlah kau saudaraku...
Lampion itu bisu..lampion itu buta..
Di Ibu pertiwi banyak nyawa tak dapat sandang
Di Ibu pertiwi banyak nyawa tak punya papan
Di Ibu pertiwi harga-harga berontak tak masuk akal
Di Ibu pertiwi banyak bocah tak jadi siswa
Di Ibu pertiwi sengsara masih merajalela
Ada Pongah di ketinggian
mencekik, mencakar dan mencabik tanah kita

Bagiku...
Lebih baik tak ada lampion, negeri sentosa
Tak ada lampion, rakyat sejahtera
Tak ada lampion, ibu pertiwi berbahagia
Dan tak ada lampion, pancasila selalu di dada

Sumedang, 17 Agustus 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun