Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah Asmara Shand-Su Part 1

2 Agustus 2019   07:57 Diperbarui: 2 Agustus 2019   08:09 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: dailymotion.com

SUCI sedang menikmati indahnya taman wisata alam. Awan berputar diterpa angin, burung bernyanyi mengelilingi awan. Angin sejuk menambah suasana tenang. 

Pikirannya menerawang ke masa-masa kuliah. Dia dan Shandy duduk bersama di tempat itu, canda tawa dan menikmati alam yang sama. Bibirnya tersenyum, ketika pikirannya dibawa mundur ke masa itu. 

Namun, seketika muram, tatapannya kosong. Kembali larut dalam kesedihan. Suci harus mengubur impiannya dalam-dalam. Karena, Shandy yang diharapkan menjadi imam, hilang bak ditelan bumi. Peristiwa itu terjadi 10 tahun lalu.

"Hey...udah jangan kelamaan melamunnya. Mari kita pulang..!!" Vera, sahabat karib sejak SMA, tiba-tiba mengagetkan Suci. Dia hanya menoleh sebentar dengan senyum yang dipaksakan. Tatapannya kembali diarahkan ke pemandangan indah taman wisata yang ada di depan.

"Bentar Ver, aku masih ingin menikmati alam ini" jawab Suci.

"Menikmati pemandangan atau memikirkan Shandy" sahut Vera.

"Keduanya" timpal Suci, acuh.

"Ya udah, aku tungguin" sahut Vera, duduk persis di samping kawannya itu.

Kedua sahabat karib itu kembali larut dalam suasana alam yang indah. Cocok buat pasangan muda mudi memadu kasih,  bahkan untuk menyendiri sekalipun. Jauh dari segala kepenatan hidup yang menghimpit.

"Aku kira, setelah ku ungkapkan semua isi hati, dia bakal menjadi milikku seutuhnya. Ternyata salah besar. Malah menjauh, keberadaannya pun tak diketahui" Suci mencurahkan isi hatinya pada Vera.

"Ibarat bintang. Sinarnya menerangi hatimu, kemudian hilang  tak kembali" sahut Vera.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun