Mohon tunggu...
Elang Langit
Elang Langit Mohon Tunggu... -

nakal...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tiga Cerpen Mini (Episode Lelaki)

9 Oktober 2011   06:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:10 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Lelaki Kecil Mainan  itu patah Dan sang anak merenung Dalam tangis dia merakit Kemudian mainan itu kembali patah Kali ini dia tersenyum Lelaki Tua Lelaki tua itu selalu duduk sendiri…ia kesepian Tak ada yang menemani Setiap hari ia menunggu Esoknya…lelaki tua itu mati Anak anaknya berkumpul menangis di kuburannya Tapi percuma Lelaki Kaya “Ya Tuhan…limpahlanlah rezeki hari ini agar aku  kaya” Lelaki itu berdoa, kemudian dikayuhnya becak untuk mencari penumpang. Saat menjelang siang..cukup uang untuk makan yang ia dapat. Ia tersenyum sampai kemudian seorang pengemis tua kelaparan meminta sedekah. Diberikannya semua uang pada pengemis itu dan ia tetap tersenyum. Rembang, 09 Oktober 2011 Elang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun