Mohon tunggu...
Elang Langit
Elang Langit Mohon Tunggu... -

nakal...

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Mudahnya Mendapatkan Karyawan

20 Maret 2014   02:17 Diperbarui: 4 April 2017   17:31 10488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="624" caption="Penerimaan Karyawan/ Admin (Kompas.com,Shutterstock)"][/caption]

Beberapa hari yang lalu, seorang teman bernama Mbah Paito menulis artikel dengan judul Susahnya Mencari Karyawan.

Tulisan ini dibuat bukan untuk membantah tulisan teman saya itu, karena pada kenyataannya, memang banyak toko yang kesulitan mencari karyawan. Akan tetapi, tulisan ini adalah sekedar berbagi pengalaman dan ide yang saya terapkan sebagai pemilik toko, yang begitu mudah mendapatkan karyawan.

Pertengahan tahun 2002, saya memberanikan diri membuka sebuah toko yang menjual handphone. Dengan modal yang sangat besar yaitu modal nekat, saya membuka toko sendirian. Dan tentu saja, dengan sedikit uang ditambah modal pinjaman dari seseorang. Ya iyalah pake duit juga, kan mau jualan, emangnya jual diri yang gak perlu pake duit.

Awalnya, saya hanya sendirian mengelola toko, mulai dari membeli sampai menjual barang dagangan. Saat itu belum ada sales produk seluler yang masuk ke daerah Rembang. Jadi, mulai dari aksesoris, handphone sampai no perdana harus dibeli ke Semarang. Jika sudah waktunya belanja, terpaksa saya menutup toko untuk pergi ke Semarang. Dibutuhkan waktu sekitar 3 jam dengan sepeda motor untuk sampai ke Semarang, dengan begitu, toko saya liburkan selama satu hari. Suatu pemikiran bodoh, jika saya membiarkan toko tetap buka, sedangkan saya pergi ke Semarang...trus siapa yang jaga? hahaha.

Pembaca yang budiman. (haduh koq formil amat) Banyak yang bisa dipelajari dari mengelola sebuah toko. Kita bisa belajar menjadi manajer, sekaligus belajar menjadi customer service, belajar menjadi sales, belajar menjadi akuntan, belajar menjadi tenaga ahli dan masih banyak lagi yang bisa dipelajari.

Oh ya, belajar kesabaran juga. Pernah suatu ketika, ada bapak bapak ngamuk berat gara gara handphone yang dibeli dari toko saya gak ada signalnya. Setelah si bapak ngomel panjang lebar, saya meminta HP nya untuk dicek. Ternyata, masa tenggang kartu sudah habis. Rupanya si bapak hanya menggunakan handphonenya untuk menerima panggilan dari anaknya di luar kota, tanpa pernah mengisi pulsa. Jadi bukan HP nya yang rusak, pengen rasanya ngajak berantem aja tu bapak, tapi sebagai penjual yang baik, ya harus sabar. Sabar sambil berkata dalam hati, kalo masih ngamuk, gue tonjok beneran neh hahaha.

Alhamdulillah usaha berjalan lancar, toko mulai ramai pembeli, dan saya merasa sudah saatnya mencari karyawan untuk membantu saya. Saya mulai bertanya sama pemilik toko sebelah kanan dan kiri, berapa gaji karyawan penjaga toko. Saat itu, gaji penjaga toko sebesar Rp. 250 - 300 ribu rupiah. Mungkin bagi pembaca, itu merupakan jumlah yang kecil, tapi itulah standar gaji karyawan toko di Rembang saat itu.

Kemudian, mulailah saya berhitung. Dalam berbisnis, kita bisa menghitung laba, memprediksi pasar, menghitung biaya seperti tenaga kerja, listrik, sewa toko dll. Tetapi ingat! kita tidak bisa menghitung/memprediksi berapa rezeki untuk kita. Satu tips untuk sewa toko buat pembaca. Jika kita menyewa toko, hitunglah besarnya biaya sewa secara harian. Misalnya, saat itu saya menyewa toko sebesar 2.500.000/tahun, jumlah biaya sewa saya bagi dengan angka 300 (catatan, 1 tahun ada 365 hari, saya ambil 300 hari dengan asumsi ada hari libur untuk toko), dengan begitu, maka ketemulah biaya sewa harian toko yang saya bulatkan menjadi 10 ribu/hari. Jadi, kalo sehari untung 10 ribu berarti kita cuma kerja bakti atau kerja rodi, kalo untung 50 ribu, berarti 10 ribu untuk sewa, dikurangi gaji karyawan, listrik dsb.

Berbekal hitungan dasar, saya meminta teman untuk dicarikan karyawan toko. Syarat dari saya sederhana saja, cewek dengan wajah cantik. Ya iyalah, siapa sih yang gak suka cewek cantik, saya lelaki normal dan bujangan, jadi bisa menambah semangat kerja. Pembaca yang cowok pasti setuju kan, kalo rekan kerja yang cantik bikin semangat, yang gak setuju mungkin maho hahaha. Lagipula, karyawan toko yang cantik merupakan daya tarik tersendiri bagi pembeli di toko.

Gak perlu waktu yang lama saya sudah mendapatkan karyawan cewek dengan wajah cantik. Saya mulai dari nol untuk mengajari karyawan baru ini. Mulai dari cara menghadapi pembeli, cara mengisi pulsa sampai cara menawarkan handphone. Yah, namanya juga ngajarin, ada susahnya, ada juga enaknya. Susahnya, ya harus sabar dan telaten, kalo enaknya, bisa pegang tangan tuh cewek waktu ngajarin komputer pas pegang mouse *modus hehehe Tak lama kemudian, kami saling jatuh cinta *Hei! Lupakan kalimat yang terakhir!...itu cuma fiksi, sekedar intermezzo hahaha

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun