"Ingat..jangan sampai meleset...harus tepat mengenai kepalanya...ini peluru terakhir kita"
"Jangan khawatir kawan"
Lalu Andee mulai mengarahkan senapan itu ke arah jam 12 belas...tepat di kepala Wepe.
Sedetik kemudian....
****
"Menikahlah denganku Tyas, lupakanlah kesedihanmu atas tewasnya Herry...aku siap menjadi teman berbagi untukmu" ucap Wepe sembari tersenyum.
Senyum kemenangan karena berhasil menyingkirkan Herry FK...sahabatnya sendiri.
Masih terbayang dalam ingatan Wepe, bagaimana Herry dan pasukan Kenthir of Brothers tewas, bagaimana dia mensabotase parasut sebelum pasukan itu di terjunkan melawan pasukan Belanda.
Tyas hanya terdiam, saat ini dia butuh tempat bersandar. Di tengah berkecamuknya perang kemerdekaan negeri ini, dia butuh seorang lelaki yang mampu melindunginya.
Perlahan Tyas pun menganguk.
****