Mohon tunggu...
Elang Langit
Elang Langit Mohon Tunggu... -

nakal...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Episode Hujan

5 April 2012   05:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:01 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seonggok tanah kering menangis merindukan hujan

Dalam cinta dia berdoa

***

Sesaat hujan pun menetes membasahinya

Wahai tanah yang menangis

Kemarilah pada hujan

Biarkan tetesannya menutupi air matamu

Menari dan tertawalah dengannya

***

Resapilah hai tanah

Setiap tetesan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun