Pembulian sesama anak sekolah yang berujung kekerasan fisik dan kematian yang terjadi di wilayah cilacap merupakan bentuk kelalaian dari sistem pendidikan yang kurang mampu mengontrol aktifitas siswa diluar jam belajar, mereka masih berseragam saat kejadian itu artinya ada ruang kosong bagi mereka untuk memenfaatkan eksistensi dirinya bisa tersalur lebih bebas lagi. Dengan kejadian tersebut sekolah atau dunia pendidikan tidak perlu memberikan alibi dan bernarasi untuk lepas diri dari tanggung jawab. Kata maaf mesti disampaikan ke publik bahwa itu adalah kelalaian dan menjadi pelajaran besar bagi instansi penyelenggara pendidikan.
Perlu diketahui bahwa kebanyakan orang tua menyerahkan anaknya bulat-bulat untuk diajar dan dididik di sekolah sehingga mereka hanya kembali memberikan pengawasaan saat anak-anak sudah kembali ke rumah. Kerjasama antara orang tua dan sekolah hanya dari sisi tanggung jawab secara umum namun secara khususnya tentu terkait dengan waktu mereka beraktifitas, kejadian pembulian di waktu mereka masih di jam sekolah apalagi berseragam sekolah maka beban tanggungjawabnya lebih dominan adalah sekolah.
Untuk menghindari atau mencegah kejadian yang sama terulang lagi, maka tindakan yang perlu dilakukan oleh pihak sekolah adalah :
- Kepala Sekolah, Guru dan Tendik saat rapat bersama untuk prorgam sekolah baik diawal, di tengah atau di akhir semester mesti memasukan agenda khusus terkait kondisi siswa di jam belajar dan diluar jam belajar dari sisi pemetaan pergaulan mereka, peserta rapat bisa saling untuk memberikan informasi-informasi, sehingga soal kesiswaan tidak saja khusus urusan bidang kesiswaan namun semua unsur struktur di sekolah bisa berkontribusi minimal bisa memberi  masukan dan informasi. Dengan sistem pengawasan yang terintegrasi maka gejala-gejala negatif yang muncul di kalangan siswa bisa diantisipasi dan diarahkan ke yang posistif.
- Guru sebagai tenagan pengajar harus juga menampilkan diri sebagai tenaga pendidik dan motivator karena dalam pandangan siswa guru adalah suri tauladan dan menjadi orang tua mereka di sekolah. Bangun kedekatan dengan siswa dengan cara yang bijak, pahami karakter mereka untuk digali dan beri ruang bagi mereka untuk berprestasi.
- Lingkungan sekolah. Sekolah-sekolah yang telah memenuhi standar dalam penyelengaraan pendidikan akan  lebih mampu untuk menekan bahkan menutup celah bagi aktifitas siswa yang tidak  terkait dengan belajar. Ruang belajar, mushalla, kantin, lapangan, laboratorium dan sarana dan prasarana yang mendukung adalah bagian penting yang harus dimiliki sekolah. Sementara sekolah-sekolah yang serba terbatas sarana dan prasarana ditambah dengan kurang maksimalnya kegiatan siswa dan pengawasan sekolah, maka biasanya berpeluang bagi siswa untuk memiliki agenda dan kegiatan sendiri sesuai dengan dunia mereka sebagai anak-anak jelang remaja.
- Berikan apresisasi pada  guru-guru yang mampu menerapkan disiplin pada siswanya dan bangun komunikasi yang  interaktif agar bisa berbagi tips dalam mengajar dan mendidik yang baik. Jika tidak maka kesalahan tehnik dan cara dalam menerapkan disiplin siswa bisa berujung masalah yang baru, seperti guru-guru yang kesal dan marah pada siswanya sampai melakukan tindakan yang tidak terkontrol. Maka apresiasi dan berbagi tips diantara sesama guru menjadi hal penting dalam rangka menjaga kondusifitas kedisplinan sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H