Album : Post
Artis : Bjork
Tanggal Rilis : 13 Juni 1995
Label : One Little Indian (UK), Elektra Records (US)
Genre : Pop, Electronica, Experimental Musik
Setelah sukses dengan album pertamanya "Debut" yang dirilis tahun 1993, Bjork kembali dengan album keduanya yang lebih kental dengan nuansa electronica dan membuat album ini terdengar berbeda dari kebanyakan album yang dirilis tahun 90an. Seluruh proses pembuatan album ini, dilakukan Bojrk di luar negara asalnya -Islandia- dan Bjork bekerjasama dengan lebih banyak produser handal, sebut saja Nellee Hooper, Graham Massey dan Howie B. Album ini terdengar lebih "gelap" dari album sebelumnya. Bjork banyak mengeksplorasi suara suara spesifik yang belum pernah terdengar dalam musik apapun.
Track pembuka di album ini adalah "Army of Me". Nuansa rock terdengar sangat kental di lagu ini. Kita bisa mendengar suara gitar listrik dan hentakan drum yang semakin membuat lagu ini terdengar bersemangat. sesuai dengan isi lagu yang menceritakan tentang pemberian semangat pada seseorang yang merasa hidupnya telah berantakan dan mengatakan untuk berhenti mengeluh.Â
Beberapa sumber mengatakan lagu ini ditulis Bjork untuk adik laki-lakinya yang dia anggap terlalu manja. Selanjutnya ada track "Hyperballad" yang menjadi salah satu lagu Bjork yang paling dikenal karena nuansa futuristiknya. Dalam lagu ini Bjork bereksperimen dengan musik elektronik sehingga dalam lagu ini terdapat detail detail suara instrumen musik elektronik yang akan membuat pendengarnya mendapat sensasi eargasm. Musik video untuk lagu ini juga terlihat epic karena digarap dengan teknologi animasi dan efek CGI yang terbilang canggih pada era tersebut
Track selanjutnya adalah "The Modern Things" dimana Bjork mencampurkan lirik Bahasa Inggris dengan bahasa asalnya yaitu Bahasa Islandia. di lagu ini Bjork menunjukkan kemampuannya untuk mencapai nada tinggi, bahkan di bagian akhir lagu ini dapat terdengar Bjork menyanyikan nada yang terdengar seperti suara lumba-lumba. Setelah itu, ada "It's Oh So Quiet" yang merupakan aransemen ulang dari lagu jazz yang dipopulerkan oleh Betty Hutton. Instrumen musik terompet juga terdengar mengalun sepanjang lagu dan di lagu ini. Video dari lagu ini juga salah satu music video dari Bjork yang paling ikonik dan mendapat banyak nominasi penghargaan.
Lalu ada "Enjoy" dimana terdapat lirik "How can i ignore, this is sex without touching" yang terdengar sedikit sensual. Dalam lagu ini terdengar abrasif karena banyak terdapat noise yang bercampur dengan hentakan drum. Lalu ada "You've Been Flirting Again", yang liriknya menggambarkan tentang indahnya bercumbu, lagu ini terdengar sederhana dengan menampilkan vokal Bjork dengan instrumen di dominasi oleh suara alat musik biola. Berikutnya adalah "Isobel" yang merupakan lagu penggambaran kisah fiksi seorang wanita yang hidup dalam kegelapan hutan. Dalam lagu ini terdengar musik orkestra besar sebagai pengiring vokal Bjork yang menambah kesan teatrikal dalam lagu ini
Lalu ada "Possibly Maybe" yang juga merupakan lagu dengan nuansa elektronica. Lagu ini ditulis sendiri oleh Bjork dan menceritakan tentang berakhirnya hubungan asmara sang penyanyi dengan kekasihnya, Stephane Sednaoui. Di lagu ini Bjork bercerita panjang lebar tentang perasaannya dan menjadikan lagu ini sangat emosional. Bahkan terdapat rumor yang mengatakan lagu ini direkam Bjork dalam keadaan telanjang di dalam studio agar dapat lebih merasakan emosi dalam lagu ini.Â
Yang lebih menarik, video dari lagu ini disutradarai langsung oleh sang mantan kekasih, Stephane Sednaoui. Track berikutnya adalah, "I Miss You". Lirik lagu ini bercerita tentang bagaimana kita bisa tahu kekasih yang sempurna sebelum kita bertemu dengan mereka. Hal ini tersirat dalam lirik "You are gorgeous, But I haven't met you yet". Dalam lagu ini instrumen musik perkusi juga terdengar mengiringi sepanjang lagu.
Lalu ada "Cover Me" merupakan salah satu lagu paling 'hening' di album ini karena durasinya yang singkat dan aransemen vokal dan instrumen pengiring yang sederhana. Rumor lain mengatakan lagu ini direkam di dalam sebuah gua oleh Bjork karena banyaknya echo yang ada pada lagu ini. Track penutup dalam album ini adalah "Headphones".
 Lagu ini merupakan hasil eksperimen Bjork dengan instrumen electronica yang menghasilkan nuansa ambient. Sesuai dengan judulnya, lagu ini sangat disarankan untuk didengarkan dengan headphone atau minimal headset karena banyak detail detail suara kecil dalam lagu ini yang tidak dapat terdengar dengan speaker biasa. Di sepanjang lagu ini terdapat detail suara tawa, suara bisikan bahkan suara tarikan nafas dari Bjork.Â
Sebagai kesimpulan, dapat dikatakan album ini -walaupun jadul- masih layak untuk didengarkan. Banyak kritikus mengatakan album ini juga menjadi salah satu album terbaik sepanjang karir Bjork. Album ini juga termasuk dalam daftar 500 Album Terbaik sepanjang masa versi majalah Rolling Stone. Bjork berani menghadirkan musik electronica di tahun 90an dimana musik electronica bukan termasuk musik yang mainstream pada era tersebut. Berbeda dengan sekarang, dimana musik elektronik adalah musik yang paling digemari, terutama oleh anak muda. Maka dari itu banyak orang menganggap musik Bjork adalah musik yang selangkah lebih maju di zamannya