Mohon tunggu...
Elang Bakhrudin
Elang Bakhrudin Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer and Observer of Community Problems

Likes to share knowledge and experience for community enlightenment

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketika Da'i Bersikap Seperti Tukang Sihir

7 Desember 2022   02:00 Diperbarui: 7 Desember 2022   02:18 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di zaman Firaun pekerjaan tukang sihir merupakan profesi bergengsi dan dielu-elukan masyarakat saat atraksi atau uji kemampuan sihirnya.  Padahal yang mereka lakukan sebenarnya sebuah "muslihat", bukan sebenarnya yang terjadi. Setiap kali tampil mereka memasang tarif dan banyak permintaan, apalagi yang meminta penguasa maka "proposalnya" akan dipersiapkan sedemikian rupa agar terkesan berkelas dan layak dibayar mahal.

Suatu hari mereka para tukang sihir dipanggil ke Istana dengan tujuan akan dihadapkan dengan mukjizat nabi Musa yang sebelumnya telah diperlihatkan atas izin Allah dihadapan Fir'aun, seperti tongkat yang secara hakiki berubah menjadi ular dan tangan mengeluarkan cahaya berkilauan. Fira'un menganggap apa yang dilakukan Musa adalah sihir maka sang raja bermaksud mengadu kekuatan antara Musa dan Tukang-tukang sihirnya.

Yang menarik pada poin ini adalah sikap tukang sihir saat dipanggil Firaun untuk bertanding, apa kata mereka?. "dan beberapa tukang sihir itu datang kepada Firaun mengatakan: "(apakah) sesungguhnya kami akan mendapatkan upah, jika kamilah yang menang" (7:113), "Firaun menjawab: "ya, dan sesungguhnya kamu benar-benar termasuk orang yang  dekat (kepadaku)" (7:114). Tukang sihir dengan tegas meminta upah atas pekerjaan sihirnya karena memang sihir menjadi sumber penghidupannya. Karena Firaun butuh dan tidak mau kalah pamor dengan nabi Musa maka Firaun siap memenuhi segala kebutuhannya bahkan dijanjikan menjadi orang dekatnya.

Nabi Musa dan Harun mendatangi Firaun untuk mendakwahinya agar kembali ke jalan Allah, dan menguatkannya dengan Mukjizat, sementara para tukang sihir dipanggil ke istana untuk memperagakan "Muslihatnya". Muslihat artinya tipu-tipu. Jadi apa yang akan diperagakan tukang sihir sebenarnya peragaan tipuan saja bukan kenyataan. Jadi tandingnya nabi Musa dengan Tukang sihir sebenarnya pertarungan antara Mukjiat dan Muslihat. Maka jelas Mukjizat akan melahap Muslihat. Saat realitas membuktikan muslihat kalah dengan mukjizat maka para tukang sihirpun sadar akan perbuatan dustanya dan bertaubat minta ampun pada Allah.

Semua nabi dalam dakwahnya sering kali dituduh tukang sihir, termasuk kepada rasulullah saw banyak yang menilainya dari kalangan kafir sebagai tukang sihir. Secara bahasa arti sihir itu adalah "terpengaruh" atau "pengaruh". Karena ajakan para nabi itu berpengaruh pada prilaku manusia dari yang buruk menjadi baik maka  dakwah dituduh sebagai kegiatan sihir dan da'i nya dianggap tukang sihir.

Tuduhan tukang sihir bagi para nabi merupakan tuduhan bathil. Adapun bagi para dai-dai saat ini mungkin tidak sampai pada tuduhan tukang sihir, namun mungkin bisa dimaklumi jika ada tuduhan "seperti tukang sihir" dalam arti sikap dai saat dipanggil untuk berdakwah karena ada yang meniru seperti  sikapnya  tukang sihirnya firaun yang "wani piro", artinya memasang tarif dan minta banyak fasilitas, padahal hal seperti ini secara etik sudah disampaikan oleh para nabi, " wa maa asalukun min ajrin in ajriya illah  'alallah", aku tidak minta upah atas dakwahku, upakah tidak lain dari Allah swt.

Tetaplah berdakwah (16:125), tetaplah memberi peringatan karena peringatan itu bermanfaat bagi orang yang beriman (51:55), dan ingatkanlah manusia dengan al-Qur'an (50:45). Pusatkan kembali bagi para dai kepada tujuan dalam berdakwah, yaitu ikhlas dan istiqomah, soal dibayar berapa dan mendapat apa jangan menjadi tujuan apalagi diucapkan secara verbal. Berdakwah itu sama dengan menolong agama Allah , "hai orang-orang beriman jika kamu menolong agama Allah, maka pasti Allah akan menolong kamu dan meneguhkan kedudukannmu (47:7). Wallahua'lam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun