Mohon tunggu...
Elang Bakhrudin
Elang Bakhrudin Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer and Observer of Community Problems

Likes to share knowledge and experience for community enlightenment

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemimpin Itu Soal Kecerdasan Bukan Warna Rambut

28 November 2022   22:50 Diperbarui: 28 November 2022   23:12 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Soal Rambut putih menjadi perbincangan publik  setelah presiden mengkaitkan dengan idealnya kepemimpinan bangsa. Rambut putih dan wajah berkerut diidentifikasi sebagai jelmaan calon pemimpin yang berfikir dan memikirkan rakyat. Benarkah demikian?, jika benar berarti yang pemimpin berambut hitam identik dengan tidak peduli dengan rakyat. 

Narasi ini menjadi autokritik bagi pemimpin itu sendiri jika disepakati sebagai kebenaran, karena mafhum mukhalafahnya adalah pemahaman dibalik pernyataan, seolah memberi informasi pada rakyat siapa pemimpin yang sebenarnya.

Rambut putih atau lebih dikenal uban adalah hal yang bersifat alamiah yang dialami seseorang seiring dengan bertambahnya usia, ia menjadi tanda memasuki fase usia tidak muda lagi, biasanya di usia 40 tahun keatas uban mulai banyak dan menjadi pemandangan yang lumrah. Intinya masalah uban jarang dikaitkan dengan soal kepemimpinan tapi soal usia dan peringatan akan selesainya kontrak kehidupan di dunia.

Dalam pandangan agama ada beberapa catatan soal uban. Pertama, uban adalah termasuk "nadhir" atau sang pemberi peringatan, "dan apakah tidak cukup kami panjangkan umurmu untuk berfikir, tidakkah sudah datang pemberi peringatan?...(QS.35:37). 

Pemberi peringatan bisa berarti para rasul, namun ada yang mengartikan ia adalah uban, karena uban hakekatnya mengingatkan manusia akan usianya yang sdh lanjut seperti tafsiran Ibnu Katsir yang mengutip para mufasir pendahulunya semisal Ibnu Abbas dan Qatadah.

Kedua, uban adalah cahaya untuk di akhirat nanti maka ada anjuran untuk tidak mencabutnya seperti hadist dari Abu Daud. Atau Hadist Tirmidzi "barang siapa yang beruban dalam Islam maka dia akan mendapat cahaya di hari kiamat". Uban juga merupakan pengagungan Allah atas muslim yang sudah tua seperti hadis Abu Daud.

Ketiga, rambut beruban jika untuk kepentingan strategi perang diperbolehkan untuk diwarnai dengan warna hitam dengan tujuan menggetarkan musuh karena dengan berambut hitam akan terlihat lebih muda dan gagah. Namun untuk tujuan selain itu tidak dianjurkan, boleh dengan warna kemerahan.

Dengan demikian persoalan rambut putih lebih banyak dikaitkan dengan tanda alamiah untuk menyadarkan posisi diri terkait dengan perjalanan hidup dan jatah hidup, adapun untuk kepemimpinan sudah jelas kaitannya bukan dengan masalah rambut tetapi soal kecerdasan atau otak. 

Jika dikaitkan dengan model kepemimpinan ala rasulullah saw tentu cukup 4 kriteria saja, yaitu Sidiq (benar), amanah (dapat dipercaya), tabligh (menyampaikan atau  melaksanakan) dan fathonah (cerdas). 

Track record calon-calon pemimpin bangsa ini sebenarnya dengan mudah bisa dilihat dari rekam jejaknya, jika bangsa ini ingin berkemajuan dan berkemakmuran maka unsur-unsur politik dinasti, politik identitas, politik primordialisme, politik kebencian harus diakhiri dan berganti dengan politik kebangsaan pancasila yang rasional dan beretika, menjunjung tinggi nilai kejujuran dan keberpihakan pada kepentingan rakyat secara umum, tak perlu lagi politik pencitraan. Indonesia sedang haus dan dahaga yang membutuhkan kesejukan dan keseriusan hadirnya pemimpin yang benar-benar untuk rakyat dan bangsa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun