Mohon tunggu...
Elang Bakhrudin
Elang Bakhrudin Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer and Observer of Community Problems

Likes to share knowledge and experience for community enlightenment

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Minuman Rasulullah Saw, Inilah Jenisnya

24 November 2022   12:55 Diperbarui: 24 November 2022   12:59 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Belakangan ini ramai dan viral di media sosial soal pelaporan dengan dugaan penistaan agama terhadap sekelompok pegiat media dan pelawak yang dengan bercanda dan tertawa menyebut Minuman Rasulullah itu dengan singkatan "Miras". Otomatis candaan ini dianggap menyinggug umat Islam sehingga dibawa ke ranah hukum oleh pelapor. "tak perlu tabayyun" kata mereka karena sudah jelas ungkapan itu mengandung menista agama dan  menista rasulullah. Mengetahui candaan tersebut dipolisikan kemudian si pelaku segera minta maaf melalui channel yang sama meski tidak terlihat ekspresi penyesalan saat mengucapkan minta maaf. Tepatkah langkah hukum langsung diambil tanpa klarifikasi, bagaimana pola dakwah yang relevan untuk kasus semacam ini?

Dalam perspektif pelapor di era keterbukaan ini sangat mudah untuk menilai apakah perkara tersebut masuk ranah penistaan atau bukan, sehingga apa yang dilakukan oleh terlapor soal candaan yang megaitkan minuman keras dengan minuman rasulullah saw tidak perlu lagi "tabayyun" karena sudah jelas dan sungguh perbuatan yang jauh dari menghomati rasulullah saw sebagai panutan umat (33:21), meski yang dimaksud  oleh si pelaku dengan  minuman rasulullah yang mereka singkat menjadi "miras" itu adalah air zam-zam dan madu  dan susu sehingga  sama sekali tidak bermaksud untuk menghina.  Namun ucapan verbal bahwa "miras" artinya "minuman rasulullah" itu bukti penistaan karena sudah dimaklumi jika arti miras adalah minuman keras, jadi ketika kata miras diartikan minuman rasul maka akan terbentuk dalam perpektif publik bahwa rasulullah suka minuman keras.

Sementara dalam perspektif fiqhud dakwah untuk menghadapi masalah ini tetap sebaiknya mengedepankan tabayyun dan dakwah bil hikmah dari pada soal hukum, jika langkah ini tidak memberikan kesadaran bagi pelaku maka bisa jadi dibawah ke ranah hukum untuk menimbulkan efek jera.

Tujuan tabayyun adalah berkomunikasi untuk mendapatkan klarifikasi sekaligus menjadi media berdakwah dengan cara mengingatkan langsung akan  kesalahan atau kekeliruan saudara-saudara kita yang barangkali minim pengetahuan soal agama sehingga candaannya menabrak norma dan etika. Dengan melakukan hal demikian umat Islam sudah melaksankan perintah Allah yaitu "tawashau bil haq wa tawa shou bis shobr" yang artinya saling berwasiat dalam menyampaikan kebenaran dan kesabaran. Sehingga wajah Islam rahmatan lil 'alamin bukan sekedar slogan namun telah dibuktikan dalam praktek berdakwah di tengah masyarakat.

Jika memang yang dimaksud miras itu adalah minuman rasulullah saw yang memang penting untuk dikonsumsi sebagai bagian dari menjaga kesehatan dan mengikuti sunnahnya maka mengapa tidak dirumuskannnya saja dengan bahasa yang tidak berkonotasi buruk, sebab jika menggunakan kata "miras" dan sedangkan kata tersebut sudah dimaklumi singkatan dari  minuman keras maka tentu semua kita berkeberatan dalam hal ini.

Tiga  jenis minuman seperti air zam-zam, madu dan susu (kambing) memang bagian yang selalu dikonsumsi rasulullah saw. Dengan meminum air zam-zam maka  bisa menjadi sarana  berdoa sesuai dengan maksud dari yang meminumnya. Dari Jabir berkata: " aku mendengar rasul bersabda, 'air zam zam itu tergantung dari niat orang yang meminumnya" (hadist Ibnu Majah). Ini artinya air zam zam adalah air yang ditakdirkan Allah memiliki keistimewaan dan unggul dari air minum lainnya dan bisa menjadi wasilah berdoa.  Berdasarkan penelitian air zam-zam bisa untuk kesehatan mata, aman untuk ginjal dan lain sebagainya.

Demikian pula dengan madu, madu bisa menjadi obat semua penyakit. Al-Quran, "...dan dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia...(16:69). Satu lagi minuman yang disukai rasulullah saw yaitu susu. Susu juga merupakan minuman yang menyehatkan, sebagaimana al-quran mengatakan, 'Dan sesungguhnya  pada binatang ternak itu terdapat benar-benar pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari apa yang ada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya (16:66)

Minuman Rasulullah saw ini perlu umat Islam ketahui agar dalam memelihara kesehatan dan kebugaran ala rasulullah saw ternyata amat sangat sederhana dan berbiaya murah, cukup mengkonsumsi air zam zam, madu dan susu insya Allah sehat wal 'afiat. Kita ambil hikmah dibalik peristiwa ini, terkadang untuk membangkitkan memori dan memahami pesan-pesan agama baru dimegerti setelah ada peristiwa. Tetaplah bijak dalam bermedia sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun