Pada era digital yang semakin maju ini, media sosial menjadi salah satu sarana komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Media sosial dapat mempermudah kita dalam menjangkau orang yang jauh, baik yang beda tempat, wilayah, bahkan benua sekalipun. Tetapi bersamaan dengan itu terdapat banyak pengaruh yang datangnya dari budaya lain sehingga cukup tercipta perdebatan dalam proses komunikasi.
Dalam hal ini Islam memberikan sebuah panduan yang jelas mengenai etika komunikasi antar sesame yang juga dapat diimplementasikan ke dalam komunikasi melalui media sosial. Dalam pengimplementasiannya, etika komunikasi islam pada media sosial menerapkan penggunaan yang bertanggung jawab, bermanfaat, dan adil. Berikut merupakan beberapa prinsip etika komunikasi islam yang dapat diimplementasikan ke dalam komunikasi digital.
- Kebenaran (Al-Haqq), dalam etika komunikasi islam hal tersebut merupakan hal yang paling mendasar. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an, “Hai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar” (QS. Al-Ahzab:70). Jika dikorelasikan dengan media sosial, maka hal ini berarti kita diharuskan berkomunikasi dengan jujur atau mengandung kebenaran serta menghindari penyebaran berita hoax. Karena sebagai seorang muslim kita dituntut untuk menjadi pribadi yang jujur.
- Menghormati (Adab), dalam islam kita dianjurkan untuk saling menghormati satu sama lain terutama saat proses komunikasi berlangsung seperti mendengarkan perkataan orang lain dan mendengarkan pendapatnya. Dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman, “Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: katakanlah perkataan yang baik” (QS. Al-Isra: 53). Dalam konteks media sosial, kita harus memikirkan dan menghargai perasaan orang lain dalam berkomentar; fitnah, penghinaan, berkata kasar, dan lain sebagainya. Maka dengan begitu secara tidak langsung kita dapat membuat hidup tenang.
- Menjaga privasi (Sirr), Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an, “Hai orang-orang yang beriman, dan janganlah kamu mengolok-olok sebagian orang lain. Karena bisa saja yang diolok-olok itu lebih baik dari mereka.” (QS. Al-Hujurat: 11). Dalam hal media sosial, kita sudah seharusnya menghargai dan menghormati privasi orang lain yang belum tentu ingin ia sebarkan atau ia bahas; alangkah baiknya jika meminta izin terlebih dahulu. Karena dengan adanya hal tersebut nantinya akan menimbulkan timbal balik serupa kepada kita.
- Terdapat manfaat (Naf’ah), dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman, “Dan katakanlah ‘Berbuatlah kebajikan, maka niscaya Allah akan melihat amal perbuatanmu, dan begitu juga dengan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin.” (QS. At-Tawbah: 105). Dalam implementasi pada media sosial, hal ini dapat meliputi kita yang menyebarkan berita bermanfaat, memotivasi, mendidik, dan lain sebagainya. Karena pada hakikatnya, media sosial diciptakan untuk dapat berkomunikasi dengan lebih baik serta dapat menyebarkan pesan dan kesan yang positif terhadap seorang individu.
- Tanggung Jawab (Amanah), Allah berfirman dalam Al-Qur’an, “Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak keadilan yang menjadi saksi karena Allah dan walaupun itu terhadap ibu, bapak, dan kaum kerabatmu sendiri.” (QS. An-Nisa: 135). Dalam hal ini jika dikaitkan dengan media sosial berarti kita memiliki dan harus bertanggung jawab dalam menggunakan media sosial dengan menghindari pemberitaan hoax atau semacamnya. Karena pada dasarnya kita sebagai umat muslim haruslah menjadi pribadi yang Amanah dalam hal apapun termasuk ber-sosial media.
- Pengendalian diri, dalam Al-Qur’an Allah Berfirman, “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak miliki (pengetahuan) tentangnya. Karena sesungguhnya pendengaran, pengelihatan, dan hati yang kita miliki, semuanya akan dimintai pertanggung jawabannya.” (QS. Al-Isra: 36). Dalam konteks media sosial kita dapat menerapkan beberapa hal seperti tidak membuat fitrnah, mengumbar aib seseorang, dan mencemarkan nama baiknya tanpa mem-verifikasi terlebih dahulu. Karena dengan begitu kita akan hidup rukun terhadap sesama
Secara keseluruhan, etika komunikasi yang diajarkan oleh islam dapat kita terapkan dalam ber-sosial media. Karena etika komunikasi islam mengarahkan kita untuk menjadi pribadi yang jujur, sopan, menghormati sesama, berkeadilan sosial, serta memiliki pengendalian diri yang baik. Dengan kita yang dapat menerapkan prinsip-prinsip tersebut maka niscaya kehidupan kita akan jauh lebih tenang dan tentram terhadap sesama. Karena sebagai seorang muslim kita harus bisa untuk menjadi pribadi yang tetap bisa memegang teguh prinsip islam di era apapun, termasuk era digital ini. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwasannya ber-sosial media tidaklah dilarang dalam islam, namun alangkah baiknya jika kita menerapkan prinsip-prinsip yang diajarkan oleh islam dalam penggunaannya terutama dalam berkomunikasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H