Mohon tunggu...
Kirana Kejora
Kirana Kejora Mohon Tunggu... -

just independent writer, ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Resensi Novel Querido (Kirana Kejora)

2 November 2011   09:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:09 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

“ELANG LAUT DALAM QUERIDO” By EKA CHIKA

Untuk membuat sebuah novel atau cerpen salah satu hal penting yang tidak boleh terlupakan adalah pemilihan. Judul yang menarik sudah pasti akan menarik perhatian pembaca. Kirana Kejora adalah salah satu penulis yang sudah pasti sangat memperhatikan hal tersebut, terbukti dari judul-judul karyanya baik yang dibukukan atau dalam bentuk artikel menarik perhatian pembaca. Querido, novel yang terlahir dalam waktu tiga hari ini adalah salah satu judul yang sangat menarik menurut saya. Awalnya saya mengira Querido diambil dari salah satu tokoh dalam novel tersebut, tetapi setelah membaca novelnya perkiraan saya meleset. Kirana selalu mampu menghidupkan karakter-karakter tokoh yang dia buat dengan bahasa yang khas, sederhana dan tidak menyulitkan pembaca namun pemilihan kata yang tetap cantik. Seperti halnya novel Querido, Kirana menyuguhkan alur yang tidak terlalu rumit namun tidak mudah ditebak akhir ceritanya seperti apa. Setelah saya membaca novel ini saya teringat beberapa tokoh dengan karakter yang hampir sama dalam novel Kirana sebelumnya

Karakter tokoh Padma Kejora dalam novel Elang saya temukan kembali dalam tokoh Venus dalam novel Querido. Ada kesamaan dalam dua tokoh tersebut. Selain Padma Kejora dan Venus ada dua tokoh lain yang hampir sama karakternya dia adalah Elang Laut dalam novel Elang dan Axel Nicholas dalam novel Querido. Penggambaran dua lekali yang memiliki fisik hampir sempurna dengan jiwa sosial yang tinggi dan menjadi idaman kaum hawa. Sama halnya dengan novel Querido, karya-karya Kirana yang sebelumnya seolah ia ingin menceritakan goresan hidup yang telah terjalani secara jujur kepada para pembacanya melalui sebuah tulisan. Novel-novel Kirana seperti sebuah kepingan hidup dalam nyata yang hingga saat ini masih terjalani. Bukan Kirana Kejora namanya jika ia menulis hanya untuk kepentingan dirinya, karena dalam novel-novelnya tak sedikit ia memasukan ilmu atau informasi yang mungkin sebelumnya tidak diketahui. Contoh dalam novel Elang Kirana memperjelas potret buram kehidupan anak Papua yang sangat memprihatinkan.

Lalu dalam novel Bintang Anak Tuhan, Kirana menulis dengan jelas tentang penyakit yang hingga saat ini belum ada obatnya yaitu HIV/AIDS dan penyebaranya. Begitupun dalam novel Querido, ada ilmu atau informasi yang sebelumnya saya tidak tahu. Jujitsu, adalah salah satu ilmu bela diri yang belum saya ketahui sebelumnya. Kirana menuliskan asal mula, penyebaranya dan informasi lainya tentang Jujitsu. Jika mendengar ilmu bela diri mungkin sudah biasa tetapi jujitsu ini lebih melekat ketika Kirana memadukan olah raga jujitsu dengan karakter tokoh Axel Nicholas. Tokoh Axel terasa sangat hidup, ketika membaca membaca novel Querido saya seperti sedang melihat sosok laki-laki yang nyaris sempurna, pintar, ramah, memiliki jiwa sosial yang tinggi.

Selain itu dalam novel-novelnya Kirana Kejora banyak menuliskan kalimat-kalimat sakti atau menyelipkan puisi-puisi yang mampu menjadi motivasi untuk bangkit dan melakukan perubahan dari sebuah keterpurukan. Salah satu kalimat saktinya adalah: "cinta bak belati tajam bertahta emas berlian yang siap menghunus kita setiap saat, namun jangan mati karenanya" "bahuku memang tak sekekar bahumu. Namun yakinlah, bahuku mampu menopang lelahmu. Dadakupun tidak sebidang dadamu. Tapi percayalah kapanpun kau mau dapat kau jadikan sandaran untuk sedihmu. Karena saat ini aku memang tercipta setia ada. Yang akan senantiasa membuatmu baik-baik saja" Membaca novel Querido dan memahami tokoh di dalamnya maka kita akan berimajinasi seolah kita sedang berada dalam peristiwa tersebut. Berimajinasi tentang tokoh Venus dan Axel, lalu akan dikejutkan dengan tokoh lain yaitu Zizan. Kemunculan tokoh Zizan tidak pernah terduga sebelumnya tetapi justru kemunculanya menjadi tanda tanya besar, siapa Zizan sebenarnya.

Cinta memang tidak pernah selesai, selalu ada cabang kisah yang menjadi improv dalam nuansa hidup yang terjalani.

EKA CHIKA : pencinta, penikmat dan penggiat sastra. Pengajar Bahasa dan Sastra Indonesia di salah satu SMA kota Sukabumi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun