Mohon tunggu...
Ela Indah Dwy
Ela Indah Dwy Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Sunan Kalijaga

mahasiswa komunikasi yang kadang nyasar jadi mahasiswa filsafat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Belajar Toleransi Lewat Simpul Iman Community (SIM-C)

26 November 2023   10:33 Diperbarui: 26 November 2023   10:34 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apa yang ada di pikiran kalian jika mendengar kata SIM C? pasti yang terlintas pertama kali adalah Surat Izin Mengemudi tipe C untuk kendaraan beroda dua (motor). Memang tidak salah, namun kali ini kita akan membahas mengenai SIM-C dengan keterangan yang berbeda.

Simpul Iman Community  (SIM-C) adalah wadah dialog teologis lintas agama antara mahasiswa Universitas Sanata Dharma, Universitas Kristen Duta Wacana dan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Organisasi ini lahir sebagai bentuk menjaga toleransi dan ajaran kasih sayang dari setiap agama. organisasi ini lahir dari kesadaran akan pentingnya sikap toleransi atau tasamuh di kalangan umat beragama agar tercipta kehidupan yang harmonis dan selaras dalam berbangsa dan bernegara. selain itu latar belakang mahasiswa yang bergabung dengan organisasi ini erat kaitannya dengan menjadi tokoh agama di masyarakat sehingga dibutuhkan kemampuan untuk mengarahkan umatnya kepada kerukunan dan keharmonisan. Organisasi ini terbentuk pada tahun 2000, lahir dari sebuah semangat dari para mahasiswa dan mahasiswi untuk menyikapi pluralisme dan kebebasan beragama serta fundamentalisme orde baru. Dialog interreligius (informal) mulai dilakukan oleh mahasiswa dan mahasiswi ICRS UGM, UIN dan UKDW. Tujuan diadakannya dialog tersebut adalah penghargaan dan penghormatan pada pluralitas, secara khusus agama. Dengan sebuah penghargaan dan penghormatan, kekerasan atas nama agama diharapkan tidak akan terjadi lagi.

Kesadaran bersama bahwa manusia harus memiliki sikap terbuka dan berjiwa sosial sebagaimana tertuang dalam visi misi SIM C, membuat anggota komunitas SIM C dapat membina persaudaraan dengan mahasiswa/i lintas iman, membuka wawasan teologis terhadap agama-agama lain dengan dialog dan diskusi serta menumbuhkan komunitas muda yang peka terhadap persoalan sosial kemasyarakatan dan lingkungan hidup. Meyakini bahwa setiap agama mengajarkan kasih sayang serta perdamaian kepada seluruh umat manusia dan alam semesta menjadi landasan mereka bisa melakukan dialog dengan agama manapun tanpa membedakan atau memandang sinis. Dalam berbagai kesempatan yang seimbang, di mana seseorang memperoleh keadilan yang sama saat berinteraksi, muncullah rasa saling menghargai, saling mendukung, saling terbuka, saling percaya, kemudian menjadi akrab satu sama lain.

Dalam berkomunikasi, hal-hal yang diskusikan oleh sim c juga seputar agama secara umum, jika mengarah ke agama salah satu mahasiswa, yang dibahas adalah hal-hal yang universal, tidak menyentuh aspek yang sensitif bagi masing-masing keyakinan. Beberapa diskusi yang mereka lakukan bertema teologi dan kemanusiaan diantaranya memamknai nilai-nilai kemanusiaan dan ketuhanan dalam agama, bagaimana peran agama dalam masyarakat serta peringatan hari-hari besar atau hari penting lainnya yang bertajuk toleransi dan kedamaian. selain itu diskusi yang dilakukan bukan hanya menyangkut dimensi teologi tetapi juga bagaimana peran mahasiswa teologi dalam menjawab problem keberagamaan saat ini.

Belajar dari organisasi Sim C, membuktikan bahwa toleransi atau tasamuh adalah hal yang begitu penting di tengah pluralitas Indonesia saat ini. Nilai-nilai dan konsep tasamuh atau toleransi dalam islam mengajarkan manusia untuk meyakini dan mengimani semua nabi dan rasul yang diutus oleh allah. Berdasarkan kaidah tersebut maka kaum non muslim wajib dilindungi dan tidak boleh dipaksa masuk islam. Dalam hal ibadah, toleransi berwujud kemudahan untuk melaksanakan ibadah. Bidang muamalah memerintahkan umat islam untuk berbuat baik dan berlaku adil pada semua orang baik muslim maupun non muslim. Diperlukan kesadaran-kesadaran akan kebebasan memeluk suatu agama sebagai salah satu hak yang esensial bagi kehidupan manusia. adanya penghormatan akan eksistensi agama lain, keterbukaan, menyadari adanya perbedaan, sikap kritis, adanya persamaan pada sisi ham dan adanya kemauan untuk memahami kepercayaan, ritus dan agama dalam rangka untuk memahami orang lain secara benar.

sumber: Syayekti, E. I. D., Nurrohmah, S., & Alghozali, A. M. (2023). Tasamuh Religion: Study on Simpul Iman Community (SIM-C). Journal of Islamic Communication and Counseling, 2(2), 138--151. https://doi.org/10.18196/jicc.v2i2.50

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun