dari balik dinding kaca, aku lihat malam mendekap erat cinta begitu dalam
sehingga setiap detik adalah ciuman dan setiap saat adalah pelukan
lalu aku melihatnya tersenyum dalam tangis berkepanjangan
sehingga tatapan dari kejauhan, menjadi nelangsa tak berkesudahan
dari balik dinding kaca, aku lihat malam mendekatiku
dengan langkah gontai dan tatapan penuh tangisan
aku pun merasakan betapa sorot matanya meluluh lantakkan
dan tanganku tak mampu menggapai tangannya yang dia lambaikan
dari balik dinding kaca, kerinduan akan keteduhan sepertiga sunyi
menjadi beban terberat untuk cinta yang teramat
aku lalu hanya bisa melihatnya, tanpa raga disentuhnya
Tasikmalaya, Juni 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H