tiga puluh empat tahun lalu aku tak berdosa, telanjang dan menyenangkan
tiga puluh empat tahun lalu aku tak bernafsu, kecil dan menentramkan
iya, itu dulu
tiga puluh empat tahun lalu aku tak bisa membaca, buta dan tuli
tiga puluh empat tahun lalu aku tak bisa marah, buruk sangka dan benci
iya, itu dulu
tiga puluh empat tahun lalu aku tak tahu, bodoh dan tak mengerti
tiga puluh empat tahun lalu aku tak seperti ini, tua bangka dan pendengki
iya, itu dulu
ke mana kini
dahulu aku
begitu ini
tiga puluh empat tahun lalu aku tak begini
tiga empat tahun akan datang entah masih di sini
iya, aku bisa saja telah mati
Tasikmalaya, 06 Januari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H