Senja terakhir bulan Desember aku habiskan dengan duduk tanpa kopi hanya mendengarkan lagu reggae dari Alpha Blondy
Langit mendung dan angin khas sore hari mondar-mandir di depan Gedung Futsal Siliwangi ketika tak kuhiraukan bisikan pohon dan tiang listrik
: Malam nanti tahun berganti, esok hari kamu sudah berada pada bulan di mana kamu dilahirkan
Daun-daun yang bergoyang juga bendera yang dikibar kenangan setahun ke belakang perlahan bergerak kencang
Kue ladu pemberian seorang kawan terasa begitu nikmat disantap dengan hati riang
: Jangan kamu pikirkan beberapa orang yang tak suka, lajulah berjalan
Seorang anak kecil meniup terompet berwarna biru dan emas di warung sebrang jalan dengan gembira
Lalu beberapa mobil civic berjejer rapi merayakan ulangtahun klubnya depan Rumah Makan Baraya Sunda
: Ini bukan tentang perayaan Yahudi atau Majusi, kamu harus melihat di luar sisi itu
Aku kembali menulis beberapa kalimat untuk sajak ini ketika jalanan dikunyah kegelapan
Adzan sore mulai terdengar bersahutan pertanda siang terakhir tahun ini telah habis
: Cinta tak kenal Suku Agama dan Ras, cinta lebih dalam dari itu
Tasikmalaya, 31 Desember 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H