Perjalanan begitu panjang, Sayang, seperti kepedihan dan luka kita
Seringkali kita bicara di bawah hujan dan angin kencang
Sepertinya badai menyukai kita sehingga kita menjadi kekasih
Berhenti sejenak, Sayang, ketika dua-tiga halilintar menyambar tatapan
Pernah kita berjalan hanya dengan angin hampa
Namun tak pernah sedikitpun airmata jatuh sebagai sakit
Duduklah di sini, Sayang, dekat trotoar sebrang Hotel Grand Metro
Lukisan dinding tengah menghibur derita yang kini menjaga kita
Sejenak kita lupakan perihal beban hidup yang tak berkesudahan
Minumlah dengan khidmat, Sayang, kopi yang kuseduh walau telah dingin
Langit yang gelap padahal siang belum renta, biarlah seadanya
Kita nikmati musik yang Tuhan beri untuk kita menari sebelum hujan berhenti
el, Des 2019