Mohon tunggu...
hida
hida Mohon Tunggu... Penulis - writer

Art

Selanjutnya

Tutup

Puisi

"Selamat Ulang Tahun Anakku", seperti Mimpi

7 November 2017   12:02 Diperbarui: 7 November 2017   12:08 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam 17 Safar 1436 Hijriah

Aku merasa ada 17 purnama di langit padahal kala itu hujan tak henti dan listrik padam sepanjang hari. Anak pertamaku mencium aroma dunia untuk pertama kali. Dan aku memeluk darah dagingku sendiri. Seperti mimpi.

Tak ada kalimat lain selain sukur. Tak ada laku lain selain tafakur. Tuhan menyelamatkan isteriku juga anakku. Menyempurnakannya. Menghidupkannya. Dan kini, di kedua tahun usianya, Tuhan tak henti memberi kebahagiaan. Tak kusangka. Seperti mimpi.

Malam 17 Safar 1436 Hijriah

Tangisan pertamanya menggetarkan hati. Apalagi ketika aku menatap matanya lalu dia tersenyum, serasa surga di kedua tanganku. Dalam pangkuanku. Jika ada yang bertanya kebahagiaan apa yang membuatku hidup. Adalah memilikinya. Tak dapat kupercaya. Seperti mimpi.

Sungguh kelahirannya adalah kelahiran jiwaku yang baru. Kini, dia yang paling utama. Kebahagiaan. Keceriaan. Keindahan. Kehidupan. Semuanya tentang dia. Anak yang lahir di ketujuh belas Safar itu, segalanya. Tak kuingkari. Seperti mimpi.

Elhida,

Selasa, 07 Nop 2017 -- 17 Safar 1438H

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun