Mohon tunggu...
hida
hida Mohon Tunggu... Penulis - writer

Art

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Percintaan

5 Januari 2016   20:05 Diperbarui: 5 Januari 2016   20:16 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Percintaan, siapapun pasti pernah merasakan manis dan pahitnya. Dan yang paling penting dari semua perasaan itu adalah, bagaimana cinta membuat kita berubah untuk menjadi lebih baik.

Sering kita dengar tentang cinta yang dapat membutakan segalanya. Dapat kita andaikan cinta seperti awan hitam di malam hari yang menghalangi pandangan akan indahnya bulan dan bintang yang bersinar.

Yang semestinya kita buang adalah awan, bukan langitnya. Sedang cinta adalah langit yang di tubuhnya tersimpan segala macam perhiasan yang dapat mengindahkan.

 

Percintaan, semestinya membukakan mata lahir dan batin kita. Sebab cinta pun adalah cahaya yang dianugerahkan Tuhan untuk menerangi hati setiap ciptaannya. Tak hanya manusia, begitupun hewan.

Sebab cinta adalah cahaya, maka andai ia mmbutakan dapat disimpulkan bahwa itu bukanlah cinta. Aku yakin itu adalah hawa nafsu yang akan mengantarkan kita menuju kegelapan yang di wajahnya ditopengkan cinta.

Yang semestinya kita sadar adalah, cinta adalah kesucian hati untuk memberikan kasih sayang kepada siapapun. Tak peduli orang yang nyata mencintai, begitupun orang yang nyata benci. 

Dan sesuatu yang suci itu akan mampu membersihkan pikiran, hati dan segala perasaan. Tak akan ada buruk sangka, tak pula kebencian yang terlalu. Cinta akan mebuat dunia terang, tidak menggelapkan.

 

Percintaan, hakikatnya adalah keindahan dalam mencurahkan perasaan. Walaupun orang yang dicintai tidak tahu sama sekali bahwa kita mencintainya. dan itulah kuncinya, ketulusan.

Tak ada cinta tanpa ketulusan, tak ada kasih sayang tanpa keikhlasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun