Mohon tunggu...
el_ anwar
el_ anwar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membina Mahligai Cinta Saat di Sekolah

12 April 2017   02:49 Diperbarui: 12 April 2017   10:30 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Masa Sekolah adalah dimana anak harus menempuh pendidikan untuk menggapai cita-cita serta keinginannya menjadi sesuatu yang diharapkan melalui proses pendidikan Sekolah mulai dari Dasar SD, SMP dan Ke SMA/SMK dan melanjutkan ke tinggkat yang lebih tinggi yaitu kuliah di kampus favorit untuk menjadi Sarjana. Proses ini dalam pedidikan dinamakan menambah pengetahuan dan membentuk pola pikir dari seorang tidak terpelajar menjadi seorang terpelajar dan memiliki pengetahuan yang tinggi.

Tidak jarang juga siswa-siswa terlihat berjalan berpasangan bahkan saling bergandeng tangan. Mereka bilang itu adalah suatu hal yang biasa. Pada masa sekarang ini tidak hanya siswa-siswa SMA yang banyak melakukan pacaran bahkan siswa-siswi SMP pun sudah mengenal dan berani pacaran.

Pacaran itu sendiri timbul karena ada rasa ketertarikan dengan lawan jenis atau adanya rasa cinta diantara mereka. Tapi saya pikir itu terlalu berlebihan, karena disaat anak belum beranjak dewasa maka ia belum bisa merasakan apa itu cinta. Anak yang baru menempuh jenjang pendidikan dapat melakukan pacaran itu disebabkan oleh pengaruh lingkungan, pergaulan, dan perkembangan zaman yang semakin  edan, yang seolah-olah membebaskan anak sekolah untuk bisa berpacaran.

Banyak orang yang menyebut cinta dimasa sekolah adalah cinta monyet yang itu membuat anak lupa akan segalanya (cinta itu buta bro). Memang bisa saja cinta itu mengganggu belajar siswa. Sudah banyak hal yang terjadi, contoh kecilnya ialah anak lalai mengerjakan tugas atau tidak bisa berkonsentrasi karena sibuk memikirkan pacarnya, sedang mengkhayal bersama pacaranya , dan masih banyak yang lainnya. Semua itu dapat mengganggu jalan pikiran atau nalar seorang anak yang masih sekolah.

Tapi memang tidak bisa dipungkiri karena cinta itu adalah suatu hal yang sulit untuk diungkapkan tetapi mudah untuk dirasakan. Dalam hal ini anak perlu mengendalikan diri dan menempatkan diri agar tidak salah dalam bertindak. Pada era globalisasi ini cinta pada lawan jenis mulai diwujudkan melalui teknologi informasi yang semakin canggih. Cinta anak sekolah disalurkan melalui pacaran yang memiliki dampak positif serta dampak negatif. Adapun dampaknya adalah sebagai berikut:

Dampak Negatif

  • Dapat mengganggu konsentrasi belajar dan jalan pikiran anak, menjadi lupa waktu belajar, lupa mengerjakan tugas apalagi jika sedang bertengkar dengan pacarnya, itu akan mengakibatkan prestasi belajar menurun.
  • karena adanya rasa yang menggebu-gebu diantara mereka, sehingga mereka berpacaran dengan berbagai perilaku seksual yang ringan seperti sentuhan, pegangan tangan sampai pada ciuman yang pada dasarnya untuk memuaskan dorongan seksual. Dan jika semua itu menjadi kebiasaan maka tidak menutup kemungkinan anak tersebut melakukan hubungan seksual yang bisa menyebabkan kehamilan diluar nikah.
  • Kehamilan diluar nikah ini akan berakibat fatal. Masa remaja dan sekolahnya akan hancur sehingga terjadinya ketegangan mental dan kebingungan akan peran sosial yang tiba-tiba berubah, yang mungkin seharusnya masih sekolah tiba-tiba harus menikah. 

Dampak Positif

  • Membuat anak semangat belajar dan selalu mendorog mereka untuk lebih berprestasi dalam belajar karena saling support.
  • Memiliki teman dekat yang dapat dipercaya dan dapat diajak bicara dan sekaligus teman curhat.
  • Belajar untuk memahami atau mengerti orang lain.

Begitulah dampak positif dan dampak negatif dalam berpacaran. Masih banyak lagi dampak-dampak dari anak sekolah yang berani melakukan pacaran. Apalagi dimasa sekarang ini banyak kasus yang menimpa anak sekolah hamil diluar nikah akibat dari pergaulan bebas yang semata-mata hanya untuk memuaskan nafsu semata. Selain itu juga ada orang yang berbuat apa saja yang diminta pacarnya tanpa memikirkan akibatnya. Karena terlalu sering memikirkan pacarnya yang dulunya rajin belajar menjadi pemalas sehingga berdampak pada prestasi belajarnya yang menurun drastis bahkan tidak memperdulikan dirinya sendiri dan orang-orang disekelilingnya. Semua itu fenomena buruk yang terjadi disekolah yang diakibatkan oleh rasa cinta. Jangan sampai cinta dijadikan sebagai suatu malapetaka bagi manusia akibat kecerobohon diri. Untuk itu, di dalam sekolah boleh saja membina hubungan dengan lawan jenis asalkan dalam berpacaran tidak bersikap ceroboh dan melanggar hukum agama serta tidak lupa akan kewajiban sebagai pelajar untuk terus belajar dan belajar.

Semoga Bermanfaat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun