El Fietry menggerutu di dalam kamar. Otaknya berputar mencari akal.
sepuluh menit kemudian
*ting! (lampu menyala di atas kepala El Fietry)
El Fietry mengubek-ubek lemari, mencari recehan yang mungkin terselip di antara lipatan baju. Akhirnya nyampe juga kepingan uang receh itu sejumlah yang di inginkan. El Fietry memasukkan uang tersebut ek dalam saku, lalu melangkah pergi keluar rumah. Mencari seorang penjual dengan gerobak yang di incarnya. Kali ini EL Hida pasti kalah! gumam El Fietry dalam hati.
***
" Bunda, aku jadi kan nginep di rumah Bunda." El Hida sedang merajuk di sebelah Bunda Enggar yang tengah menunggu suaminya pulang.
" Iya, Nang." Bunda Enggar menyahut pelan.
Tok! Tok! Tok!
" Assalamualaikum, Bunda!" terdengar suara nyaring di balik pintu.
Bunda Enggar bangkir sembari menyingkirkan kepala El Hida yang sedari tadi nempel di pundaknya.
" Eh, Nduk El Fietry..." Bunda Enggar seketika mencium kedua pipi EL Fietry, membuat El Hida terbakar cemburu.