Donor darah, salah satu kegiatan yang bernilai kemanusiaan juga dikatakan bermanfaat bagi kesehatan orang yang melakukannya. Biasanya kegiatan donor darah di lakukan oleh PMI setempat bekerjasama dengan lembaga-lembaga yang memang ingin melakukan bakti sosial semacam ini. Dan jangan heran, bila masih banyak orang yang mau melakukan kegiatan sosial ini. Memang di antara kaum muda berkembang mitos bahwa donor darah bisa menyebabkan kegemukan bila tak rutin melakukannya. Juga beberapa hal klasik seperti takut dengan jarum suntik. Namun, ada beberapa teman penulis yang sebenarnya ingin ikut kegiatan donor darah akan tetapi tidak memenuhi syarat sehingga niat mulia tersebut harus terhenti.
Untuk bisa menjadi peserta donor darah pun ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh calon pendonor. Di antaranya, adalah berusia 17 hingga 60 tahun, berat badan yang harus diatas 45 Kg, Tingkat Hemoglobin diatas 12,5 gram, denyut nadi normal dan tekanan darah baik, tidak sedang menstruasi bagi perempuan, tidak mengkonsumsi obat-obatan dan juga tidak memiliki riwayat penyakit berat atau menular. Tentunya hal ini dimaksudkan agar darah yang didapatkan dari kegiatan donor darah adalah darah yang bersih dan sehat supaya bisa dimanfaatkan untuk orang yang memerlukan. Meski sebelum darah itu disalurkan ke orang yang memerlukan, darah yang didapatkan dari kegiatan donor darah akan melalui serangkaian tes di laboratorium untuk memastikan bahwa darah tersebut layak digunakan. Darah yang terindikasi mengandung penyakit atau terinfeksi obat-obatan pastinya akan langsung dibuang.
Darah yang telah melalui serangkaian pemeriksaan di laboratorium dan dinyatakan sehat akan ditambahi dengan serum tertentu agar lebih tahan lama. Karena darah yang kita donorkan hanya bisa tahan selama 4 minggu. Setelah masa penyimpanan dalam kurun waktu tertentu maka darah akan siap di distribusikan ke Rumah Sakit, Puskesmas dan lembaga kesehatan lain yang memerlukan darah.
Donor darah, banyak sekali manfaatnya. Salah satunya adalah dapat menyelamatkan nyawa orang lain yang sedang dalam kondisi kritis dan memerlukan transfusi darah. Selain itu, donor darah juga bermanfaat bagi kesehatan pelakunya. Diantaranya menyeimbangkan zat besi, mengurangi resiko penyakit berat seperti serangan jantung, stroke, dan obesitas.
Di Universitas Paramadina, setiap peringatan hari lahir yang dinamakan Dies Natalis Paramadina di tanggal 10 Januari selalu di adakan kegiatan donor darah yang diikuti oleh karyawan, mahasiswa dan dosen di Universitas tersebut. Biasanya dilakukan sejak jam 9 pagi dan diakhiri jam 12 siang atau jika kantong darah sudah penuh. Lebih sering pendaftaran peserta di tutup karena kantong darah sudah penuh sebab orang yang ingin donor darah ternyata banyak sekali, tidak hanya dari kalangan dalam paramadina tapi juga dari kolega-kolega universitas paramadina yang diundang dalam acara dies natalies tersebut.
Lokasi gedung Universitas Paramadina yang bersebelahan dengan Gedung PMI Pusat yakni di Jalan Gatot Subroto Mampang Jakarta Selatan memudahkan akses ke PMI untuk berkoordinasi dalam melakukan kegiatan donor darah di kampus. Ditambah lagi bahwa Jusuf Kalla, yang merupakan salah satu Dewan Pembina Yayasan Paramadina adalah Ketua PMI pusat sejak tahun 2009. Sehingga kegiatan donor darah di kampus ini amat dianjurkan dan diapresiasi oleh beliau.
Selain donor darah yang diadakan setiap ulang tahun Universitas, beberapa Himpunan Mahasiswa dan Unit Kegiatan Mahasiswa di kampus warisan Cak Nur ini juga sering melakukan kegiatan donor darah. Contohnya Hima Manajemen yang melakukan kegiatan donor darah dalam rangkaian acara Manajemen Cup di tahun 2011.
Adalah Septi Diah Prameswari, mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2010 yang rutin melakukan donor darah baik di kampus maupun di lingkungan tempatnya tinggal.
“Saya suka melakukan donor darah sebab itu mempermudah keluarga saya untuk memperoleh bantuan darah apabila sedang memerlukan darah, akibat kecelakaan misalnya,” tutur Septi.
Lain lagi dengan Fidia Larakinanti, mahasiswi Hubungan Internasional di Paramadina yang mengaku awalnya takut melakukan donor darah.“Dulu, aku gak berani ikut donor darah. Karena pernah jadi korban dokter yang salah menggunakan jarum suntik. Kemudian setelah kuliah aku nekat nyoba ikut donor darah di kelurahan, alhamdulillah petugasnya profesional dalam menggunakan peralatan. Jadi sekarang aku rutin donor darah sebab aku telah merasakan manfaatnya, aku merasa segar dan sehat dengan melakukan donor darah,” ungkapnya.
Sedangkan Zahra Rahmani Rahmiyah, mahasiswi Desain Produk Industri yang juga tak pernah melewatkan kesempatan untuk ikut donor darah menyatakan “Saya ikut donor darah karena ingin berbagi, itu aja,” ujarnya simple.
Beragam alasan orang melakukan donor darah, ada yang karena manfaatnya bagi kesehatan atau karena memang niatnya murni bagi kemanusiaan. Apapun itu, tentunya aksi donor darah adalah aksi sosial yang patut dilestarikan untuk memupuk rasa solidaritas kemanusiaan dalam setiap diri individu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H