Saya bergabung dengan Kompasiana sejak tahun 2011, saat itu saya sedang menjalani semester kedua kuliah saya di Paramadina. Pertamakalinya memiliki akses bebas menggunakan internet dengan fasilitas wifi di kampus, dan netbook HP Mini sebagai media untuk menulis. Saya yang memang hobi menulis merasa sangat antusias. Awalnya membuat akun di kompasiana hanya iseng saja, kemudian menerbitkan tulisan pertama berjudul "Dangdut Is The Music Of My Country, Masihkah?" pada tanggal 30 Mei.
Waktu itu saya kaget karena artikel tersebut langsung dikomentari oleh dua orang, padahal saya berlum berteman dengan siapapun di Kompasiana. Akhirnya saya memahami bahwa tanpa berteman pun, sesama kompasianer bisa saling mengunjungi tulisan dan memebri komentar. Saya pun semakin bersemangat menulis di Kompasiana, dan memposting beberapa bab dari novel saya, juga puisi-puisi yang teronggok di sudut benak saya.
Pada Kompasianival yang pertama tahun 2011, saya bertemu dengan berbagai komunitas yang berasal dari Kompasiana. Namun yang menjadi perhatian saya adalah Desa Rangkat, karena keakraban yang terlihat di sana, dan uniknya interaksi mereka membuat saya jatuh cinta. Bersama Kompasiana dan Desa Rangkat, saya mengembangkan hobi menulis saya, mendapatkan apresiasi dan dorongan untuk terus maju dan menulis. Juga berkesempatan mengikuti lomba-lomba yang ada di kompasiana yang diselenggarakan oleh berbagai pihak. singkat kata, Kompasiana membuat saya menjadi lebih produktif menulis.
saya lebih senang menulis di kompasiana, karena kemungkinan tulisan saya dibaca oleh orang lain lebih besar dibandingkan jika saya mempublishnya di blog atau di facebook. Dan saya percaya, para kompasianer bukanlah kumpulan orang alay, melainkan kumpulan orang cerdas yang akan membaca suatu tulisan dengan kritis, tidak hanya sekedar memuji tanpa tahu substansi. Perdebatan panas pun bisa di dapati di Kompasiana melalui sebuah tulisan yang ditayangkan.
Melalui Kompasiana pula, saya beberapa kali memenangi lomba menulis, meski belum dapat hadiah utama, tapi saya percaya, ika saya terus menulis dan mengembangkan tulisan saya, kelak saya bisa menjadi juara utama.
Karena Kompasiana, saya merasa tulisan saya jauh lebih berharga karena dibaca, bukan hanya tersimpan di folder komputer.
Karena Kompasiana, saya mendapatkan keluarga dari seluruh penjuru nusantara yang tergabung dalam Komunitas Desa Rangkat
Karena Kompasiana, saya memiliki wadah untuk menuangkan segala kegelisahan hati dalam bentuk postingan dan mendapat tanggapan yang positif.
Karena Kompasiana, saya tak lagi mengubur mimpi untuk menjadi penulis
Karena Kompasiana, rekam jejak pemikiran saya sejak jaman kuliah terdokumentasi dengan baik
Karena Kompasiana, saya bisa bertemu dengan penulis dari berbagai kalangan