Mohon tunggu...
El Fietry Jamilatul Insan
El Fietry Jamilatul Insan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

aku seorang perempuan, yang bangga menjadi perempuan, dan selalu menyediakan ruang cinta untuk perempuan, meski aku bukan lesbian :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

{FF-KopDear} Sate Kambing

23 Oktober 2012   11:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:29 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

El Fietry menggerutu di dalam kamar. Otaknya berputar mencari akal.

sepuluh menit kemudian

*ting! (lampu menyala di atas kepala El Fietry)

El Fietry mengubek-ubek lemari, mencari recehan yang mungkin terselip di antara lipatan baju. Akhirnya nyampe juga kepingan uang receh itu sejumlah yang di inginkan. El Fietry memasukkan uang tersebut ek dalam saku, lalu melangkah pergi keluar rumah. Mencari seorang penjual dengan gerobak yang di incarnya. Kali ini EL Hida pasti kalah! gumam El Fietry dalam hati.

***

" Bunda, aku jadi kan nginep di rumah Bunda." El Hida sedang merajuk di sebelah Bunda Enggar yang tengah menunggu suaminya pulang.

" Iya, Nang." Bunda Enggar menyahut pelan.

Tok! Tok! Tok!

" Assalamualaikum, Bunda!" terdengar suara nyaring di balik pintu.

Bunda Enggar bangkir sembari menyingkirkan kepala El Hida yang sedari tadi nempel di pundaknya.

" Eh, Nduk El Fietry..." Bunda Enggar seketika mencium kedua pipi EL Fietry, membuat El Hida terbakar cemburu.

" Bunda, aku bawain sate kambing buat bunda. " EL Fietry menyodorkan sate kambing yang susah payah ia bakar sendiri karena tukang satenya kena stroke mendadak di sebabkan El Fietry hanya sanggup bayar pake uang recehan.

" Waduh..kamu baik banget. Kok kamu tahu sih  Bunda lagi pengen makan sate?" Sumringah Bunda Enggar menerima kresek hitam dengan tusuk sate yang menonjol keluar.

El Fietry menjulurkan lidahnya pada El Hida tanda mengejek, kemudian tersenyum penuh kemenangan.

" Bunda, kalo sate gituan aja sih aku juga bisa beliin." Kata El Hida sewot. Tanpa ba bi bu lagi dia segera meluncur dengan motornya mengejar tukang sate.

setengah jam kemudian El Hida kembali dengan membawa dua puluh tusuk sate kambing.

" Bunda, ini satenya. Aku bawain banyak buat bunda." sambil menyodorkan sekodi sate kambing.

" Aduh, El. Bunda sudah kenyang banget nih makan sate kambing dari El Fietry. Kamu makan sendiri aja yah."

" Yah..Bunda..." EL Hida mengeluh kecewa.

Tak lama terdengar suara vespa memasuki halaman rumah. Bunda Enggar segera menyambut kedatangan Abi, suaminya. El Hida dan El Fietry mengikuti.

" Selamat sore Abi, saya El Hida. Anak lanangnya Bunda Enggar, saya bawain sate kambing buat Abi." Dengan memasang tampang innocent El Hida menyerahkan kresek berisi bungkusan sate.

" Hei, kamu siapa? ngaku-ngaku anak dari istri saya. Saya gak punya anak kayak kamu. Bawain sate kambing lagi, saya itu menderita darah tinggi, gak boleh makan daging kambing tahu! Pergi sana!"

El Hida bengong mendengar perkataan suami Bunda Enggar. El Fietry terkikik di belakang punggung Bunda Enggar.

" Kamu juga siapa?" Abi berpaling pada El Fietry.

" Assalamualaikum, Pak. Saya El Fietry, anak angkatnya Bunda Enggar." El Fietry memasang senyum manis.

" Oh, anak angkat. Yaya, saya juga punya anak perempuan, cantik kayak kamu."

" Iya, Pak. Bunda Enggar juga pernah cerita sama saya tentang dia, cantik, mirip banget sama Bunda Enggar. Oya, katanya bapak suka makan tumis kacang panjang, saya bisa masak tumis kacang panjang dengan enak loh Pak. resep asli dari Cirebon." El Fietry melancarkan rayuan mautnya.

" Oh gitu, kebetulan saya sudah lapar sekali. Mari masuk, anggap aja rumah sendiri. Bunda, suruh pergi pemuda ini." Abi mengajak El Fietry dan Bunda Enggar untuk masuk sedangkan El Hida hanya bisa terpaku melihat pintu rumah Bunda Enggar tertutup di depan hidungnya.

*El Hida, skor sekarang 2-1 :P

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun