Mohon tunggu...
Al Amien El Faroosyah
Al Amien El Faroosyah Mohon Tunggu... -

Asli dari Kediri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Istimewanya Kungfu Panda

1 Januari 2012   11:53 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:29 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film Kungfu Panda memang sudah lama berlalu. Cerita tentang petualangan panda gendut bersama The Furious Five didikan guru Shifu itu juga pasti sudah banyak ditonton penggemar film. Lokasi menontonnya bisa sangat beragam. Entah di bioskop atau di laptop masing-masing hasil download dari internet secara tidak legal.

Terlepas dari curang atau tidaknya bagaimana seseorang menikmati animasi garapan DreamWorks ini, ada salah satu cuplikan adegan yang menarik. Bila kita mau sedikit menghubungkan dengan tradisi di penghujung tahun, cuplikan adegan itu akan sangat klop.

Po—panda sebagai tokoh utama—dalam ceritanya di edisi pertama pernah mengalami ketidakpercayaan terhadap kemampuannya sebagai The Dragon Warrior. Ketika Master Oogway mengarahkan telunjuknya pada Po, lima pendekar legenda The Furious Five tidak percaya. The Dragon Warrior justru bukan salah satu dari mereka. The Dragon Warrior yang ditunjuk oleh Master Oogway justru panda yang jatuh dari langit setelah meluncur dengan kembang api. Panda itu adalah Po.

Po digembleng secara luar biasa oleh Master Shifu. Meskipun awalnya Po merasa canggung berlatih bersama The Furious Five, akhirnya ia bisa akrab dengan mereka hanya karena sesuatu yang sederhana. Lewat mi. Po memang pandai membuat mi karena Ping—ayahnya—juga menjadi pembuat mi yang kelezatannya melegenda. Didikan Shifu bagi Po berlangsung tidak terlalu lama hingga akhirnya Po harus menghadapi Tai Lung, musuh besarnya. Po sudah dinobatkan sebagai The Dragon Warrior karena sudah menerima The Dragon Scroll—gulungan naga. Gulungan itu tak berisi apa-apa karena seperti cermin. Memantulkan apa saja yang ada di depannya. Merasa tidak ada yang berbeda baik sebelum maupun sesudah menerima gulungan, Po kehilangan makna ksatria yang disematkan pada dirinya. Ia justru ikut mengungsi bersama warga Valley of Peace ketika Tai Lung menyerang. Salah satu warga yang mengungsi adalah ayahnya Po sendiri.

To make something special, you don’t need anything. Just think it special.”

Kalimat itu disampaikan Ping ketika akan mengungsi bersama Po. Ia memberitahukan bahwa resep rahasia yang digunakannya ketika membuat mi sebenarnya tidak ada. Kelezatan mi yang legendaris dengan resep rahasianya sebenarnya tidak ada. Mi itu lezat karena ia dimakan dengan gambaran bahwa ia lezat. Begitu saja. Sederhana.

Hari ini, tahun 2011 sudah tinggal cerita. Kemarin malam di luar, banyak orang bergembira, bersyukur karena masih diberikan kehidupan. Tengah malam kemarin ada banyak kembang api menyala. Terompet-terompet aneka warna pun ditiup tepat ketika detik 00.00 di tiap kota. Sepertinya akan ada sesuatu yang istimewa. Sesuatu yang pasti berbeda di benak satu orang dan yang lainnya.

Bagi beberapa orang, kadang hari ini tidak ada yang istimewa. Tanggal satu Januari bergulir seperti biasa. Tetap bekerja melewati hari layaknya biasanya. Sangat biasa. Anak-anak yang kemarin malam meniup-niup terompet, hari ini mungkin terompetnya sudah kempes atau bengkok-bengkok. Bunyinya sumbang. Lebih menyedihkan lagi kalau anak-anak sudah digertak orang tuanya agar tidak ribut menggembungkan pipi supaya terompet berbunyi. Maka hari ini menjadi sepi.

Lantas apa istimewanya peringatan pergantian hari yang meriah itu?

Tidak ada istimewanya. Untuk membuat sesuatu istimewa, kadang kita hanya perlu berpikir ia istimewa. Begitu kan salah satu pesan yang disampaikan di film Kungfu Panda?

Yang jelas, sesuatu yang istimewa itu pasti bermakna. Dalam merayakan sesuatu, pastikan segala sesuatunya bermakna baik bagi kita dan sesama.

Yesterday is a history. Tomorrow is a mystery. But today is a gift. That is why we call it “present”.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun