Mohon tunggu...
Amalis Sofi'ah
Amalis Sofi'ah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

dilahirkan di kota kartini, rembang- jawa tengah.. kini ia masih melnjutkan studinya di IAIN Sunan Ampel Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Perjalanan Mencari Keabadian Cinta, "Safir Cinta"

9 November 2012   04:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:44 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul: Safir Cinta

Pengarang: Faradina Izdhihary

Penerbit: WritingRevo Publishing

Tahun Terbit: 2012

Tempat Terbit: Yogyakarta

Tebal: 276 halaman

Peresensi: Amalis Sofi’ah

Faradhina Izdhihary adalah nama pena dari Istiqomah, S.Pd, M.Pd. ditengah-tengah pekerjaannya sebagai seorang guru Bahasa Indonesia , ia juga meluangkan waktunya untuk berkarya. Menulis adalah salah satu hobi yang begitu digemari, yang sampai pada akhirnya beberapa tulisannya dimuat di berbagai koran, majalah dan antalogi. Ia juga telah menciptakan sebuah novel yang berjudul seputih Cinta Hawna dan novel yang baru saja diluncurkan ini, safir cinta.

“safir cinta”, kisah kehidupan seorang perempuan yang begitu tragis. Reysa, salah satu teman dina yang beberapa tahun silam menghilangkan jejak, kemudian datang secara tiba-tiba dengan penampilan yang begitu kontra dengan kepribadiannya dulu. Ia datang untuk meneruskan kembali cerita kehidupannya yang beberapa tahun silam sempat terpotong oleh kasus terakhir yang menimpanya. Reysa yang menjadi korban kutukan keturunan ketiga berhasil menghentikan kutukan tersebut setelah beberapa tahun juga tercebur dalam lembah hitam nan kelam. Pertama, nasib malang tak mempunyai suami di alami oleh sri, nenek Reysa. Kemudian nasib tersebut seakan-akan menjadi warisan hingga menimpa pada anaknya yakni Endang, ibu Reysa. beda dengan sri, Endang hamil dengan lelaki yang dicintainya meski pada akhirnya lelaki tersebut tak menjadi pendamping hidupnya. Sri terpaksa harus menutupi kehamilan anaknya diluar nikah dengan mengeluarkan beberapa uang untuk menjadi suami bayaran. Mulyono, lelaki bejat yang bersedia menjadi suami bayaran itu telah menyia-nyiakan Endang, di tambah lagi ternyata dia sudah mempunyai istri sebelumnya. Sebab itulah perkawinan Endang-Mulyono berakhir dengan perceraian. Endang lalu memilih meninggalkan kampung halamannya menuju kota blitar. Di kota inilah dia mengurusi anaknya seorang diri hingga akhirnya menemukan tambatan hati yang benar-benar tulus mencintainya. Reysa yang cantik dan berotak cerdas telah menjadi seorang ibu. Ia pun menumbuhkan rasa dendam yang luar biasa kepada semua laki-laki setelah mendengar cerita dari serpihan kisah kehidupan yang dialami ibunya. Seks dan minuman keras menjadi sasaran utama dalam melupakan beban masa lalunya. Hal buruk ini berakhir ketika sebuah teror ancaman kematian dari lelaki yang telah bertekuk lutut dibuatnya. Saat itulah Djon_ ayah kandung Reysa yang berpuluh-puluh tahun baru ditemukan_ mencoba melindungi anaknya dengan cara merekayasa kematian Reysa. Setelah kasus kematian Reysa menyebar, Djon membawa pergi Reysa ke suatu tempat yang dapat menenangkan hatinya. Ribuan penyesalan dan ketakutan-ketakutan muncul satu persatu membuat Reysa semakin dekat dengan sang khalik. Penyesalan yang paling terbayang adalah dia tidak pernah menyayangi anak dan suaminya sebagaimana mestinya. Sungguh Tuhan maha mendengar, Reysa pada akhirnya bisa membangun kembali rumah tangganya yang beberapa tahun hancur.

Secara keseluruhan novel ini mempunyai kelebihan dan kekurangan, karena tidak ada kata sempurna kecuali untukNya. Kelebihan dalam novel yang begitu menggetarkan hati ini adalah mengenai kisah ceritanya, kisah cerita yang jarang ditemukan dalam novel-novel lainnya. Kisah yang seakan-akan menyeret kita berperan didalamnya. Alur ceritanya maju mundur, kadang memang membingungkan, dikarenakan banyak menimbulkan pertanyaan dan rasa penasaran. Namun ini tidak mengurangi kehebatan novel, karena pada lembaran berikutnyalah yang menjawabnya. Kisahnya digambarkan secara menarik dengan tutur bahasa yang mudah dipahami.

Kelemahannya hanya terletak pada kurang lengkapnya penggambaran jalan cerita Naila dan Natt dalam menerima ibunya, hanya dengan cerita dari ayahnya mereka langsung bisa percaya. Padahal perempuan yang mengaku menjadi ibunya itu beberapa tahun yang lalu sudah dikatakan meninggal kini muncul dengan tiba-tiba. Apalagi mereka masih terlalu dini untuk mengetahui kisah rumit yang dialami Resya.

Safir Cinta novel yang sangat layak dibaca dan diancungi dua jempol, novel yang mampu memaksa pembacanya terus menghabiskan novel dalam sekali duduk. Novel yang takkan bisa diberhentikan ditengah jalan, karena selalu membuat pembaca penasaran pada cerita selanjutnya. Sarat akan pelajaran. Ketulusan dalam beribadah yang sesungguhnya menjadi ending dalam novel ini. Bagaimana akhirnya Endang bisa merajut kembali rumah tangganya yang sempat hancur lebur? Temukan jawabannya dengan membaca novel ini, karena kamu seolah-olah akan menyaksikan langsung kejadian demi kejadian yang ada didalamnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun