Mohon tunggu...
El-Shodiq Muhammad
El-Shodiq Muhammad Mohon Tunggu... profesional -

"Sering aku perhatikan, mereka berdebat bahkan kadang saling menghujat hanya karena beda sumber bacaannya" (Gus Mus)\r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Soal Dana 60 M di Pilgub DKI, Siapa Pembohong?

2 April 2014   13:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:11 2281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13963941051883500645

Gambar; Kompas.com

Bursa persaingan Capres saat ini mengerucut dan seakan dimonopoli oleh hanya dua kubu; Jokowi dan Prabowo. Mereka seakan lupa –dan mungkin meremehkan Capres lain--bahwa masih berkemungkinan adanya Capres lain yang juga berancang-ancang merebut RI 1.

Yang paling menonjol adalah pihak Prabowo. Pasca pencapresan Jokowi, Prabowo dan kubunya seakan murka hingga langsung menyerang Jokowi secara sporadis. Para pengamat pun langsung menuding Prabowo sebagai tokoh yang pemarah dan sadis. Prabowo mungkin punya alibi untuk itu, tapi caranya dalam melontarkan kritik jelas terlalu vulgar.

Namun jika kita amati, ada gejala lain yang ditampilkan berbeda dalam kampanye kali ini yakni menyeruaknya puisi-puisi sindiran yang sejatinya juga cukup keras. Adalah Fadli Zon, Wakil Ketua umum Gerindra, orang dekat Prabowo yang juga ikut memanaskan persaingan bosnya dengan Jokowi. Ia membuat puisi berjudul ‘Sajak Seekor Ikan’. Puisi sindiran Fadli Zon kemudian ditanggapi oleh politisi muda PDI Perjuangan, Fahmi Habcy, dengan judul ‘Pemimpin tanpa Kuda’.

Imbas pencapresan Jokowi, Prabowo terus melancarkan serangan pada Jokowi bahkan mulai melebar ke mana-mana yang tidak ada hubungannya dengan subtansi visi misi sebagai calon pemimpin bangsa ini.

Entah karena saking murkanya pada Jokowi, Prabowo kemudian mengungkit-ungkit dana yang telah ia gelontorkan untuk memenangkan Jokowi--juga Ahok—dalam pilkada DKI Jakarta 2012 silam. Nilainya pun cukup fantastis; 60 M!

"Kalau itu (ngeluarin dana 60 M-pen) memang benar. Itu saya undang Pak Jokowi ke Jakarta. Waktu itu kita memang mencari pemimpin yang bersih dan baru untuk mengatasi Jakarta. Kita merasakan waktu itu di Jakarta menjadi kota yang gagal, macet, banjir. Harus ada strategi besar untuk mengatasi Jakarta," kata Prabowo seperti dikutip dari Majalah Detik edisi 122, Selasa (1/4/2014).

Lalu apa kira-kira tanggapan Jokowi? Jokowi menjawab pendek ketika hal tersebut ditanyakan para wartawan padanya. Ia membantah adanya dana tersebut. Ia tak mau menanggapinya lebih jauh, sebab jawabannya sebenarnya juga sudah dijelaskan oleh Ahok yang juga membantah adanya kucuran dana 60 M tersebut.

Sebelumnya, Ahok memang sudah membantah klaim Prabowo. Menurutnya, dana 60 M tersebut kemungkinan dipakai iklan Prabowo sendiri dan Partai Gerindra di televisi. Adapun kehadiran Jokowi-Ahok dalam iklan itu hanya sekilas, hanya sebagai cameo yang sifatnya mempermanis iklan saja.

"Mana ada segitu. Itu sebenarnya yang terjadi, kalau menurut saya, beliau mungkin keluar uang itu karena beliau iklan di televisi. Iklan di tv itu ada muncul saya dan Jokowi jalan, bukan iklannya DKI," kata Ahok kepada wartawan di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (Detiknews, 1/4/2014).

Masih menurut Ahok, dalam Pilgub DKI, dana sumbangan berasal dari berbagai sumber, termasuk dari PDI Perjuangan yang semuanya telah dilaporkan secara resmi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun