Mohon tunggu...
Moses Dudeng Langoday
Moses Dudeng Langoday Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat Dunia

Konspirasi dan Geopoitik

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Nativitas Hodierna Scientia

22 Oktober 2023   11:55 Diperbarui: 22 Oktober 2023   12:00 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sains dewasa ini kita jadikan rujukan pasti dalam kehidupan sehari hari. Kita anggap pasti karena selalu membawah kita pada kebenaran dan buah buahnya bisa kita nikmati secara langsung, seperti misalnya teknologi. Namun hal yg hari ini kita sebut sebagai sains, sebetulnya tumbuh dalam suatu pergulatan yg pelik, karena melibatkan irisan rasional dan irasional. Dalam tulisan yang ngawur kali ini saya mencoba memaparkan sejarah lahirnya sains untuk pertama kalinya.

Apa yg kita sebut sebagai sains modern adalah suatu fenomena yg tumbuh sekitar abad ke 17 ( tahun 1600an) sampai dengan awal abad ke 19 ( tahun 1900an awal ). Ini adalah satu periode dimana berbagai ilmu yg hari ini kita kenali lahir untuk pertama kalinya, misalnya ilmu biologi, ilmu fisika, serta berbagai macam ilmu sosial lainnya. 

Pertanyaannya, sebelum sains modern itu lahir apakah tidak ada sains sama sekali ??

Setelah kita mempelajari ilmu pengetahuan kita akhirnya tahu bahwa istilah sains itu muncul sebelum era lahirnya sains modern yakni pada masa abad pertengahan ( sejak abad ke 6 s/d abad ke 14 ). Pada akhir masa abad pertengahan berkembang istilah Scientia, yang hari ini kita artikan sebagai sains. Namun pada masa itu, yg disebut sebagai Scientia  berbeda dengan apa yg disebut sebagai sains masa kini. Sains yg kemudian kita sebut sebagai Scientia adalah suatu konsep tentang bangunan ilmu pengetahuan yg sifatnya deduktif yang sumbernya didasarkan pada otorias teks para intelektual zaman kuno seperti misalnya aristoteles dari yunani. Jadi apa yg sampaikan oleh Aristoteles dianggap sebagai suatu otoritas yg kita akui sebagai kebenaran.  Suatu argumen dalam sains yg berbasis otoritas artinya suatu argumen dalam sains kita akui sebagai benar jika bisa dirujuk pada salah satu teori dari mahaguru entah itu aristoteles, plato, dst. Dari sini kelihatan outlook nya lebih melihat ke masa lalu, sehingga apa yg kita temukan hari ini hanya mengkonfirmasi apa yg sudah terjadi dimasa lalu. Proses ini kemudian mengalami pergeseran yg dikenal apa yg disebut sebagai Renaisans ( abad ke 12 ), ini adalah suatu periode dimana sejumlah teks kunci Aristoteles itu ditemukan setelah sebelumnya tidak dikenal oleh para intelektual eropa, teks teks tersebut diterjemahkan kedalam bahasa latin  dan dikenali secara luas, sehingga pristiwa ini kemudian memicu suatu usaha untuk melihat ulang kedudukan filsafat. Dengan membaca langsung teks aristoteles orang orang terpancing untuk melakukan penyelidikan penyelidikan empiris seperti yg dilakukan aristoteles yang mulai melihat kenyataan empiris di dekati dengan cara yg berbeda dan muncul di berbagai macam gagasan filsafat yg kemudian dikenal sebagai "Nominalisme". Nominalisme merupakan suatu gagasan yang menyatakan bahwa tidak ada hal yg universal, segala macam hal sifatnya partikular/khusus dan harus dikenali satu per satu tanpa mengasumsikan adanya suatu prinsip universal yg mengatur segala sesuatu.  Nominalisme semacam ini kemudian mendorong sikap ilmiah yg memungkinkan cara berpikir yg tidak mendasarkan segela sesuatu pada otoritas benar, namun masih bisa di sanggah/dipertanyakan. 

Dalam sejarah filsafat ilmu biasa dikenal di era abad ke 17 sebagai suatu periode dimana terjadi Revolusi Keilmuan ( 

scientific revolution). Tokoh seperti Thomas Kuhn menganalsis perubahan yg melahirkan sains modern ini dalam suatu model yg menggambarkan suatu siklus transisi dari Revolusi Sains ke Normal Sains. Kuhn membayangkan pada periode awal ada berbagai macam pandangan dunia yg berbeda beda yg kemudian berhasil terkonsolidasi menjadi suatu sains yang normal, yakni suatu pandangan dunia yg diterima bersama. Namun pandangan dunia yg diterima bersama ini masih menyisakan berbagai macam anomali. Nah anomali anomali inilah yg kemudian menuntut suatu perubahan paradigma untuk bisa dijelaskan. Perubahan paradigma ini akan membuat Normal Sains akan kembali kepada kondisi sains yg revolusioner, dimana berbagai macam ide, hipotesis segala macam dilontarkan, pandangan dunia saling bertempur satu sama lain sampai akhirnya terkonsolidasi kembali menjadi normal sains. Ini adalah suatu proses yg menurut kuhn terjadi ketika sains modern itu lahir.

Melalui kerangka berpikir kuhn ini kita bisa melihat bahwa sebetulnya lahirnya sains modern ini di dahului oleh suatu periode normal sains yg lama ( Scientia ), kemudian konsolidasi pengetahuan abad pertengahan yg memuncak dalam sistem Aristotelianisme yg diakui sebagai kebenaran umum sampai dengan era Renaisans. Sehingga pada abad ke 17 timbul suatu pergolakan berbagai macam temuan temuan baru yg menjadi anomali yg tidak dijelaskan oleh sains normal Aristotelian. Temuan temuan baru inilah yg kemudian menghasilkan suatu paradigma baru untuk sains modern. Temuan temuan yg tidak terjelaskan oleh paradigma lama inilah yg menuntun suatu pergeseran paradigma sehingga orang sampai pada sains modern, seperti sains yg dimulai dari prosesnya Galileo sampai diakhiri dengan munculnya Newton didalam konteks fisika. 

Para sejarahwan ilmu kemudian mengajukan hipotesis bahwa sebetulnya yg dimaksud dengan sains dalam pengertian modernnya merupakan cara pandang baru terhadap tiga rumpun antara lain : Philosophia Naturalis, Historia Naturalis, dan Ars Mechanicae. Ini adalah tiga hal dalam konteks arsitektur ilmu abad pertengahan dianggap tiga hal terpisah dan tak terhubung satu sama lainnya. Philosophia Naturalis meneliti tentang hal hal yg universal , Histria Naturalis meneliti tentang hal hal yg partikular, sedangkan Ars Menchanicae sebenarnya teknik untuk mengola berbagai macam bahan bahan yg ditemukan dialam diolah menjadi salah satu apa yg kita sebut sekarang sebagai teknologi. Jika diabad pertengahan ketiga hal ini dikatakan tak terhubung maka berbeda dengan sains modern yg berpandangan bahwa ketiga hal ini merupakan suatu kesatuan yang artinya sains modern itu sekaligus Philosophia Naturalis, Historia Naturalis, dan Ars Mechanicae. Jadi ini adalah suatu kajian yg tidak membeda bedakan mana yg universal dan partikular, semuanya dirangkum dalam suatu kesatuan untuk memecahkan suatu pesoalan kealaman. 

sifat praktis dari sains ini yg ditekankan oleh Francis Bacon yang merupakan salah seorang pendiri dari filsafat modern yg sexaman dengan munculnya era sains modern. Francis bacon menerangkan dalam suatu pengujian bahwa tata kelola ilmu pengetahuan/sains harus bisa di design untuk bisa melayani tujuan umat manusia secara umum sehingga kita bisa survive sebagai species. Jadi sains itu didorong oleh kebutuhan praktis untuk menyelesaikan kebutuhan sehari hari yg sifatnya problem solving. Nah sifat praktis dari sains modern ini mengemukakan secara konkrit dalam royal society for improving natural knowladge yg muncul di inggris sekitar abad ke 18 dan itu menjadi tulang punggung riset riset yg keperluannya praktis. Jadi riset riset kealaman/ilmu murni yg tujuannya untuk memperkuat kepentingan politik nasional. nah disitu terjadi semacam percampuran kepentingan antara kepentingan sains modern untuk meneliti alam dan kepentingan negara untuk meningkatkan produksi. 

Jadi dari awal kelahirnanya sains itu tidak bebas nilai, dia muncul dalam suatu konteks konfigurasi kepentingan yg saling bekelindan satu sama lain. bahwa saintisnya pun punya kepentingan pada hal hal yg bersifat praktis  yang tidak melulu murni untuk pengetahuan tetapi untuk kepentingan praktis memajukan penghidupan manusia, yang kemudian disambut oleh negara untuk memajukan agenda riset tertentu  dalam konteks tersebut. Jadi sejak awal memang sudah ada kelindanan antara sains dan kepentingan nilai nilai politik, moral, dan seterusnya yg bercampur aduk didalamnya. Dengan melihat sifat praktis dari sains modern ini maka sebetulnya kita bisa menyimpulkan bahwa ketika marx nanti diabad 19 berbicara tentang " para filsuf hanya menafsirkan dunia dengan berbagai cara, padahal yg penting adalah mengubahnya", dia sebetulnya meneruskan suatu praktik yg diawali oleh para ilmuwan modern ini sejak Francis bacon.

Bersambung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun