Ketika berbicara tentang pertambangan, saya akan teringat dengan masa kecil hingga remaja saya di Sorowako, Sulawesi Selatan. Daerah itu merupakan area tambang nikel dan  bapak pernah bekerja sebagai karyawan di sana.
Seperti halnya wilayah yang dibangun oleh perusahaan tambang asing, Sorowako yang terletak di jantung pulau Sulawesi, tepatnya di tepi Danau Matano, muncul seperti kota kecil di tengah hutan. Perusahaan menyediakan segala fasilitas yang dibutuhkan agar karyawan dapat bekerja dengan nyaman meski jauh dari ibukota provinsi, Makassar.
Saya bersama anak-anak karyawan lain mendapat fasilitas pendidikan dengan kualitas yang sama dengan sekolah-sekolah unggulan di perkotaan lewat sekolah yang dibangun perusahaan. Sekolah itu sendiri dikelola oleh sebuah yayasan yang menjadi perpanjangan tangan perusahaan di bidang pendidikan.Â
Sebagian teman saya saat ini masih tinggal di sana. Ada yang menjadi karyawan perusahaan yang sama mengikuti jejak orang tuanya. Mereka menikmati fasilitas penunjang kerja perusahaan yang terus mengeksplorasi cadangan nikel di wilayah itu.
Nikel sendiri dikenal sebagai unsur yang berguna untuk melapisi besi dan baja agar tahan tahan karat. Produk-produk stainless steel yang kita kenal saat ini merupakan salah satu kegunaan dari nikel. Selain itu uang logam atau koin permainan ketangkasan merupakan benda yang menggunakan nikel sebagai campurannya. Itulah mengapa kita tidakernah melihat uang logam berkarat.
Indonesia kini menjadi penghasil nikel terbanyak kedua di dunia setelah Filipina. Karena itu sebagai situs utama, maka perusahaan membangun tidak hanya fasilitas di Sorowako semata, namun juga sebagian wilayah Kabupaten Luwu Timur, tempat perusahaan beroperasi.
Jalan dibangun dari Sorowako menuju ibukota kabupaten, Malili untuk menunjang transportasi hasil pengolahan nikel menuju pelabuhan di kota itu. Selain itu perusahaan kini membangun tiga bendungan sebagai pembangkit listrik tenaga air untuk menunjang proses produksi dan listriknya dapat dinikmati oleh sebagian besar penduduk di Luwu Timur.
Antara cinta dan benci
Meski memberi manfaat bagi penduduk dan daerah, pertambangan kerap bersinggungan dengan berbagai pihak. Sejak era reformasi dan otonomi daerah proyek-proyek pertambangan kerap bersinggungan dengan kelompok masyarakat tertentu.
Isu kesetaraan upah, hukum, dan lingkungan mendominasi kasus yang bersinggungan dengan pertambangan. Aktivis lingkungan, wartawan, maupun lembaga swadaya masyarakat kerap mengkritisi dan menggugat praktek pertambangan di banyak tempat.
Pertambangan memang hal yang aneh dan lucu. Ia dibenci sekaligus dicinta. Kita membutuhkan pertambangan karena sumberdaya alam pertambangan merupakan bahan baku infrastruktur.