keperawatan departemen gawat darurat melalui kegiatan pendanaan internal. Berlatangbelakang akan fakta bahwa anak sekolah menjadi salah satu kelompok rentan mengalami cedera sehubungan dengan tingginya rasa ingin tahu tentang hal disekitarnya. Salah satu cedera yang kerap dialami anak sekolah adalah cedera pada ekstremitas seperti keseleo. Oleh karena itu diperlukan upaya bersama untuk memberikan pembekalan dasar pengetahuan dan kemampuan  pada siswa sekolah agar mampu memberikan penanganan awal pada kasus-kasus cedera ekstremitas yang kerap kali terjadi di kawasan sekolah.
Universitas dr Soebandi melalui kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi menyelenggarakan program pengabdian masyarakat dengan melibatkan tim dosenPemberian pertolongan pertama merupakan hal yang penting untuk dilakukan di lingkungan sekolah mengingat sekolah menjadi lokasi dengan resiko cedera ekstermitas yang cukup tinggi. Dengan tekad kuat untuk mengsinkronisasi era 4.0 teknologi  dan pendidikan kesehatan penanganan cedera ekstremitas bagi siswa di kawasan perkotaan dan pedesaan maka tim pengabdian masyarakat PSIK UDS yang diketuai oleh Eky Madyaning Nastiti, S.Kep., Ns., M.Kep bersama anggotanya telah melakukan pengabdian masyarakat dengan tema " Pembentukan Layperson Pertolongan Pertama Cedera Ekstremitas dengan Teknologi Education First Aid Game ". Kegiatan ini dikemas dalam bentuk pendidikan kesehatan bagi siswa kelas VII SMP 1 Kalisat Jember berupa permainan berbasis digital berisikan kuis tentang konsep-konsep dan penanganan awal cedera ekstermitas seperti keseleo yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan bagi siswa.
Kegiatan ini dimulai sejak pukul 08.00 di SMP Negeri 1 Kalisat diawali dengan penyambutan oleh Kepala SMP Negeri 1 Kalisat yang diterima dengan baik. Selanjutnya dari tim menyampaikan terkait tujuan dan maksud diselenggarakannya pendidikan kesehatan tersebut. Sesi awal dimulai dengan pemberian pre-test pada para siswa selanjutnya dilanjutkan dengan sesi inti dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah pengenalan fitur E-Fa Game kepada para siswa, selanjutnya dilanjutkan dengan pendidikan kesehatan menggunakan E-Fa Game. Siswa diberikan waktu 30 menit untuk bermain dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam E-Fa Game tersebut.
Sesi terakhir adalah sesi evaluasi dan penyampaian testimoni siswa terkait kebermanfaatan pendidikan kesehatan menggunakan E-Fa game. Kegiatan pengabdian masyarakat ini tidak berakhir disini, namun masih terdapat keberlanjutntan monitoring dan evaluasi selama 1 bulan selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H