Mohon tunggu...
inge januar
inge januar Mohon Tunggu... -

Saya adalah murid abadi Kehidupan, mengalami proses Kehidupan, menerima Kehidupan, dan mencintai Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menunggu

21 Maret 2011   10:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:35 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menunggu di kejauhan jalan panjang terbentang, sesekali…, setengah wajah samar pada foto yang tergenggam masih tersenyum sama, misterinya menjaga denyut kasih di dada tetap ada… menunggu fajar memberinya asa… kan kujumpai ia pada tepian rindu, bersalut getar, berdetak batin… sayang untuknya tak jua pupus Mengapa hati sulit menyatu sedang rindu dan mimpiku tentang kamu selalu berulang… berkali-kali ditepisnya rasa kangen tak berujung, tak bersandar… hanya bayangan dan senyummu menemani taukah kamu, suaramu masih kusimpan, terdengar indah… sedang kata-katamu memenuhi benakku, ingin aku menatap matamu… lagi kasih, maukah kau menemaniku berdansa malam ini? Kutelusurinya hening malam,

beningnya hati dalam kegamangan jiwa enggan beranjak,… berkejaran dengan kala yang setia menunggu, betapa ingin aku menyayangimu… Kapankah harap terwujud, sedang gemerlapmu masih berpendar dikesunyian hati… dalam kesendirian, kau peluk malam tanpa bintang dan bulan, heningku mengaduk rasa… menjemput kata betapa rindu semakin menggunung (http://ekspresihati.wordpress.com/2011/03/21/menunggu/)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun