Mohon tunggu...
inge januar
inge januar Mohon Tunggu... -

Saya adalah murid abadi Kehidupan, mengalami proses Kehidupan, menerima Kehidupan, dan mencintai Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Forgiving

15 April 2011   11:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:46 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa di antara kita yang tidak pernah menyakiti/melukai hati orang lain? Dengan ucapan, tindakan baik secara tidak sadar atau sengaja. Tentu pernah bukan…? Dengan mudahnya kita meminta maaf atau malah cuek saja. Lain ceritanya kalau soal memaafkan orang lain. Susah dan penuh perjuangan. Kenapa..? Karena harga diri/ego kita terganggu. Kita merasa disakiti, didzolimi, dan kita tidak bisa memaafkan kesalahan mereka. Interaksi/hubungan antar manusia baik dalam keluarga, persahabatan, bisnis dan lain-lain tidaklah mungkin akan steril dari kemungkinan saling menyakiti/berbuat kesalahan. Ada memang orang yang hobbynya menyakiti orang dengan sengaja. Mungkin karena hidupnya tidak bahagia, penuh kepahitan, hidup terlalu tertekan sehingga melampiaskan seluruh perasaan yang di hati dengan cara melukai orang lain. Forgiving (memaafkan)…. Ini adalah suatu keputusan. Perasaan terluka/tertolak karena pernah disakiti, bahkan dilukai sangat berat memerlukan waktu untuk pulih. Bahkan sampai ada ucapan: “Sampai tujuh turunan ngga akan memaafkannya”. Kita merasa berhak untuk diperlakukan adil, dimengerti dan diterima oleh orang lain. Jadi ketika orang lain menyakiti baik secara terang-terangan maupun tertutup (gossiping) kita meledak menjadi marah, bahkan sangat marah. Yang ujung-ujungnya tidak bisa/mampu memaafkan mereka. Saya sangat mengerti bahwa memaafkan tidak mudah. Perlu keputusan kuat dari dalam diri, dalam doa, dan tindakan untuk dapat mengampuni/memaafkan orang-orang yang menyakiti hati. Saya pernah mengalami masa

yang panjang sekali untuk benar-benar memaafkan/mengampuni orang yang bersalah. Saya bisa tahu bahwa saya masih menyimpan rasa marah/tidak menerima ketika hal-hal yang berhubungan dengan orang/peristiwa tersebut kembali teringat. Saya jadi bete, uring-uringan karena masih sakit/terluka. Rasanya saya sudah memaafkan/mengampuni. Apa yang saya lakukan? Saya berdoa, menangis, mengadu kepada Tuhan bahwa saya sudah memaafkannya. Tindakan ini menurut saya adalah tindakan iman, walau proses untuk lepas dari ikatan sakit hati/kekecewaan harus dilewati. Karena kadangkala muncul tanpa saya undang. Forgiving (memaafkan) adalah tindakan dari suatu kerendahan hati bahwa kita semua bisa bersalah dan tak sempurna. Ya… memerlukan waktu/proses untuk benar-benar “terlepas” dari kepedihan karena disakiti. Unforgiving (tidak memaafkan) akan merugikan diri sendiri. Hidup menjadi pahit… kata-kata dan tindakan akan menjadi sinis kepada orang lain karena hati tidak bahagia. Kita menyimpan bahkan menyuburkan rasa kecewa menjadi makin besar sehingga mempengaruhi kita menjalani kehidupan
ini. Perhatikan orang-orang yang susah mengampuni/memaafkan, hidupnya menjadi “keras”, suram dan … akhirnya melukai orang lain juga. Memaafkan diri sendiri juga sangat penting. Kita berdamai dengan hati. Mesti percaya waktu kita berdoa… memaafkan diri, Tuhan mengampuninya dan melupakan. Jangan simpan rasa kecewa/tidak bisa memaafkan diri berlama-lama. Yang rugi diri sendiri. Perlu rileks/lepaskan semua hal-hal yang negatif, yang mengecewakan, yang melukai hati dan hidup kita. Teman-teman, ini perlu dilatih setiap hari. Karena kita berinteraksi dengan orang lainpun setiap hari. Jadi potensi kita disakiti dan menyakiti orang lain, sadar atau tidak tentu sulit dihindari. Forgiving (memaafkan) … adalah kekuatan yang datang dari Tuhan. Kita semua tidak mampu untuk memaafkan kesalahan orang. Dengan kekuatan sendiri, dengan logika, dengan berbagai cara…. mengampuni adalah sesuatu yang mustahil. Teman-teman boleh merenungkan diri sejenak, benarkah pernyataan saya di atas. Let’s forget and forgive (mari lupakan dan ampuni) … Salam dari saya… maafkan juga saya kalau tulisan ini tidak berkenan di hati anda
:)
:)
http://ekspresihati.wordpress.com/2011/04/15/forgiving/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun