Setelah hampir 3 bulan ini aku berkelana menjadi musafir, akhirnya aku kembali pada sebuah kesimpulan bahwa “Kehidupan Masih Terus Berjalan”. Jujur saja perjalanan Ekspedisi Mencari Tuhan ini aku lakukan di tengah-tengah himpitan ekonomi yang maha dasyat, ditengah-tengah keterpurukan hidup dan ditengah-tengah tekanan yang sangat kuat dan sangat menteror fisik dan mental ku dan juga keluargaku. Perjalanan menjadi seorang musafir ini aku lakukan semata-mata sebagai salah satu ikhtiar batin untuk mendukung ikhtiar lahir yang akan terus saya lakukan untuk bangkit kembali dari keterpurukan. Salah satu catatan penting dalam perjalanan ini adalah:
- Sampai saat ini, walaupun ditengah-tengah tekanan yang cukup kuat, ternyata Allah SWT masih memberikan umur panjang dan bahkan kesehatan kepadaku yang sebenarnya sudah sempat putus asa, ingin mengakhiri hidup dan merasa sudah tidak ada harapan lagi. Namun Allah SWT ternyata masih juga mempertahankan nyawaku dan bahkan memberikan kesehatan kepadaku. Aku jadi berkeyakinan bahwa diriku “belum habis”. Allah SWT masih memberikan aku kesempatan untuk berusaha, walaupun sampai saat ini aku sendiri juga belum menemukan dimana titik akhir dari ujian berat ini.
- Ditengah-tengah keterpurukan dalam segala hal (terutama ekonomi), Allah SWT mengirimkan seorang bayi mungil kepadaku. Untuk aku besarkan dan pelihara seperti anak kandungku sendiri. Aku merasa senang, karena memiliki anak adalah dambaan hidupku sejak awal menikah dulu, namun juga sedih karena amanah itu dating disaat kondisi ekonomiku sedang sangat parah dan terpuruk. Beban hutang yang menumpuk yang diwarnai dengan tekanan, terror dan intimidasi. Aku sendiri juga tidak tahu, bagaimana caraku untuk bisa menjalankan amanah ini?. Merawat dan memelihara seorang anak bayi, tanpa sumber penghasilan sama sekali.
Kini aku hanya bisa berharap agar secepatnya aku bertemu dengan seseorang yang akan bisa mengangkatku menjadi manusia yang lebih baik, menjadi manusia baru yang special, menjadi seseorang yang hidupnya selalu memberi manfaat bagi orang lain. Aku sangat berharap secepatnya bertemu dengan orang yang benar-benar membutuhkan salah satu ginjalku untuk menolong kehidupan dirinya atau keluarganya. Aku sama sekali tidak bermaksud untuk menjual atau mengkomersilkan salah satu anggota tubuhku itu. Namun aku ingin bisa berbuat suatu kebaikan yang riil. Aku sama sekali tidak akan minta uang kepada mereka yang membutuhkan salah satu ginjalku. Namun jujur aku sangat berharap bahwa orang yang menerima donor ginjalku nanti bisa memberikan pekerjaan yang layak kepadaku. Aku ingin bekerja dan mendapatkan rezeki yang halal untuk anak dan istriku. Ambisi untuk menjadi orang kaya raya seperti yang pernah berkecamuk dalam diriku sudah aku buang jauh-jauh. Bagiku yang paling penting sekarang adalah bagaimana bisa memberikan rezeki yang halal untuk istriku, anak asuhku dan orang tuaku. Biarpun hidup sederhana, namun aku berharap kehidupan itu akan berlangsung tenang, nyaman dan damai. Aku ingin mencurahkan semua hidupku untuk orang-orang yang aku cintai: istriku, anak asuhku (dan syukur-syukur setelah ini Allah SWT memberikan kepercayaan kepadaku untuk memiliki anak kandung sendiri), orang tuaku, mertuaku dan saudara-saudaraku. Aku ingin memberikan yang terbaik buat mereka. Syukur-syukur Allah SWT menjawab doaku yang ingin menjadi ahli sodaqoh, mampu menyantuni anak-anak yatim dan dhuafa.
Mudah-mudahan, dengan jalan donor ginjal ini, aku bisa bertemu dengan orang yang bisa memberikan aku pekerjaan yang layak agaraku bisa membahagiakan keluargaku. Aku siap hidup dengan satu ginjal dan bahkan aku siap untuk mati karena pilihan hidupku ini. Aku hanya ingin membahagiakan keluargaku. Semoga Allah SWT mendengar keinginanku ini. Dalam perjalanan menjadi musafir, beberapa kali aku bertemu dengan orang-orang yang mau membayar ginjalku dengan nilai puluhan bahkan ratusan juta, namun aku melihat mereka bukanlah orang yang aku cari, mereka hanya sekedar orang-orang yang menjadi “maklar” organ tubuh. Aku ingin langsung bertemu dengan orang yang betul-betul membutuhkannya. Aku tidak akan minta bayaran. Aku hanya akan minta pekerjaan agar aku bisa menghidupi dan membahagiakan keluargaku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H