Mohon tunggu...
Kamaruddin S. S.
Kamaruddin S. S. Mohon Tunggu... Guru - Senang aja nulis

penulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Politik "Sontoloyo", Istilah Politik Baru

24 Oktober 2018   22:18 Diperbarui: 25 Oktober 2018   20:55 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Presiden Joko Widodo mengeluarkan istilah politik yang baru yaitu Politik "Sontoloyo" dengan memberi makna bahwa politik yang berisi kebencian, fitnah, hoaks, dll yang negatif. Begitu yang penulis tangkap dari pernyataan istilah politik sontoloyo. Mngkin orang lain berbeda pandangan dengan penulis tetapi tidak ada masalah dalam demokrasi kata orang.

Pernyataan politik "Sontoloyo", ini dilontarkan Presiden ada juga yang merasa tersinggung dari kubu lawan politiknya. Memang jika dicermati situasi politik Nasional saat ini cukup kisruh dengan berbagai macam peristiwa yang menuntut perhatian lebih, seperti pembakaran Bendera yang berlafazkan kalmat tahlil. Saat peringatan Hari Santri Nasioanal di Garut Jawa Barat. Kasus musisi Ahmad Dani, Kasus Pembohongan oleh Ratna Sarumpaet, pembicaraan Dana Kelurahan yang dianggap bermuatan politis.

Kembali kita membahas masalah politik Sontoloyo bahwa Presiden Joko Widodo menandakan marah dengan situasi politik saat ini yg banyak menggunakan konten negatif dalam menyerang kredibitasnya untuk menurunkan elektabilitas beliau sebagai Capres 01.Kalau pasangan calon 01 ini terus mengubris berita-berita bohong atau fitnah untuknya maka kemungkinan akan kalah dipertarungan pilpres April 2019 mendatang. Memang lawan politiknya sasarannya ke Pak Jokowi supaya bisa keok nanti. Barusan kali ini Pak Jokowi termakan serangan-serangan dari pihak lawan dengan mengeluarkan pernyataan politik "Sontoloyo" dan bisa diartikan juga bahwa Pak Jokowi emosi mendengar dan melihat reaksi pihak lawan politiknya.

Politik "Sontoloyo", ini bisa jadi istilah politik baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun