Dengan segala hormat, kepada Bapak Yusuf Kalla, penulis sebagai mediator penyambung lidah masyarakat melalui kompasiana, bahwa masyarakat kabupaten Bone terutama Bone bagian selatan karena banyaknya daerah yang terpencil yang sulit terjangkau pemerataan pembangunan sangat membutuhkan pemekaran dengan tujuan utama adanya pembangunan yang merata, berkesinambungan, serta pelayanan yang dekat, efisien dan efektif.
Ada apa dengan Kab.Bone sehingga rencana Bone Selatan tidak kelar-kelar hingga kini, sedangkan daerah lain di Indonesia misalnya di Sulselbar saja pemekarannya begitu cepat. Seperti Toraja, Luwu terbagi empat, dan lainya. Menurut informasi terhimpun Bapak yang tidak merestui pemekaran kabupaten Bone, apa alasannya, sedangkan masyarakt desa terpencil seperti Kecamatan Bonto cani, Kec.Ponre dan lainya merasa terisolasi apalagi sangat jauh dari Ibukota kabupaten. Contoh Desa Wt.cani, Desa Mattirowalie, Desa Erecinnong yang wilayahnya berbatasan Kab.maros dan Gowa lebih mengenal Makassar dari pada kota Watampone karena jaraknya juga lebih dekat ke Makassar dari pada ke watampone, dan lucunya banyak masyarakat di desa tersebut tidak tahu kota Watampone.
70 Tahun kita sudah merdeka Pak, Desa Mattirowalie dan Desa Watancani baru ada tertanam tiang listrik PLN yang sekarang ini, itupun belum terpasang ke rumah-rumah warga sebab biaya pemasangan meteran dan instalasinya terlalu mahal yaitu 5 jt rupiah, sangat berat buat masyarakat. Jangan ditanya infrastruktur jalan Pak, kalau akses jalan yang kita lewati sekitar 20 km dari kec.camba Kab.Maros, karena ini yang terdekat. Apabila musim hujan karena kebanyakan masih jalan rintisan tanah itu seperti kubangan kerbau, berlumpur persis kali kecil, karena tengahnya bekas jalan mobil dilewati air bah jika hujan, bahkan sering nginap diperjalanan akibat mobil-mobil pribadi tertahan akibat lumpur dengan medan yang sangat berat terjal dan mendaki. Hal ini juga membuat harga-harga barang mahal karena biaya transportasi tinggi, tidak ada kendaraan umum seperti bus Pak semua milik pribadi pedagang yang ditumpangi dan mengangkut barang kebutuhan masyarakat. Pak Wapres mohon perhatiannya Pak. Tahun 80-an Pak kedua masyarakat desa tersebut masih jalan kaki ke Camab demi menuntut ilmu ke kota. Untuk masyarakat dari desa tersebut punya keinginan sangat tinggi untuk menuntut ilmu sehingga saat ini banyak yang sudah berhasil jadi sarjana (S1,S2,S3),mereka yang berhasil rata-rata tinggal di kota karena keadaan desa sangat terpencil, terlihat pemkab Bone kurang perhatian.
Potensi pertanian dan hutan atau hasil-hasil bumi yangmenjadi sumber penghasilan masyrakat sangat baik dan subur, ditambah lagi petensi tambang yang belum terkelola. bisa jadi pengahasilan tambahan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Sektor pendidikan cukup baik dan berkembang. Yang sebahagian besar jadi tenaga pengajar adalah putra-putri desa itu karena tidak ada yang mau ditempatkan di daerah itu sejak dulu akibat daerah terisolir.
Bapak sebagai Wapres kedua kalinya adalah aset kebanggaan masyarakat Sulsel, khususnya Kab.Bone sangat berharap punya perhatian dan kepedulian terhadap pembangunan yg akseleratif di semua bidang pak. Orang Bone bilanga "Aga tona pale", terima kasih atas perhatian Bapak, semoga selalu sukses.Aaamiin.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H