Mohon tunggu...
Ekriyani
Ekriyani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pembelajar di universitas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Biarkanlah

30 Januari 2021   17:19 Diperbarui: 30 Januari 2021   17:58 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: pixabay.com

Sekian lama debu menumpuk di hatimu, hingga kering gersang menghampari di tiap sudut. Menutup lekat dindingnya. Tersisa hening mencengkram, lalu kau banyak diam menatap lekat di depan belati kenangan yang masih siap merobek luka lama.

Sering kau duduk memantrai senja yang meringkih. Sibuk menghitung detik-detik yang melumpuh. Menggulung keramaaian diantara kaki-kaki langit yang kian rapuh digantikan malam pelepas lelah.

Di perjumpaan malam, setangkai do'a pengiring kaki-kaki kecil riang menuju ruang penghambaan. Namun kau tetap membisu. Tenggelam dalam pusaran kenikmatan racikan amarah tak berguna. Untuk apa kau sembunyi dirimbunan kesumat penuh kenangan berdaki?

Semakin kau tenggelam dipusaran kesumat, kau kian terjerumus di luka baru tak berkesudahan. Merenggut detik hari-hari bahagiamu yang kian menjauh. Ingatlah, takkan ada yang sempurna. Segalanya dalam genggamanNya.

Tataplah sedetik saja. Bukankah sajadah panjang telah terhampar? Tidakkah sedikit saja buka pintu hatimu. Biarkan pula air kesadaran membasuh pelan, meresap ke segenap pori-pori raga.

Biarkanlah karat amarah dan kesumat luntur terbasuh seiring tetesan-tetesan sejuk yang menitik. Lepaskanlah rindu menghambur di sujud terdalam teriring rinai butiran bening. Biarkan keikhlasan yang bicara. Kelak kau kan temukan damai di dada seluas saujana.

(Sungai Limas, 30 Januari 2021)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun