Mohon tunggu...
Ekriyani
Ekriyani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pembelajar di universitas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Menelisik tentang Akar Perbuatan

24 Januari 2021   15:15 Diperbarui: 24 Januari 2021   15:55 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada yang berkata, "Di manakah orang-orang yang berbuat? Di manakah orang-orang yang mencari perbuatan? Tunjukkan padaku agar bisa kutunjukkan pada mereka sejumlah perbuatan."

Saat ini kita hanya mencari kata-kata. Kita condongkan telinga untuk mendengarkan kata-kata. Karena itulah pentingnya berbicara. Orang akan bosan jika tidak ada pembicaraan.

Pencari perbuatan akan menunjukkan sejumlah perbuatan. Sebagian besar orang mencari orang yang menghendaki perbuatan agar bisa menunjukkan sejumlah perbuatan.

Namun mereka tidak menemukan pemberi perbuatan. Mereka hanya menemukan pembeli kata-kata. Karena itu sebagian besar sibuk dengan kata-kata.

Karena kita bukan pelaku perbuatan, bagaimana mungkin kita mengetahui arti perbuatan?

Analogi lain yang mungkin mirip adalah tidak mungkin bisa memahami ilmu pengetahuan kecuali dengan ilmu pengetahuan juga. Bentuk dengan bentuk, dan makna dengan makna.

Perbuatan yang dimaksudkan bukanlah tindakan seperti berangkat kondangan atau jalan-jalan. Keduanya hanyalah bentuk perbuatan, bukan perbuatan itu sendiri. Hakikat perbuatan ada di dalam sanubari.

Bentuk perbuatan akan selalu berubah sesuai dengan zamannya. Sementara hakikat perbuatan akan selalu sama.

Misalnya ketika mengatakan, "Obat yang diminum akan bekerja." Tidak ada bentuk pekerjaan yang terlihat darinya. Bekerja yang dimaksud dalam ucapan itu adalah maknanya.

Perbuatan bukanlah seperti yang dipahami kebanyakan orang. Mereka menganggap perbuatan adalah sesuatu yang tampak pada lahiriah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun