Mohon tunggu...
Ekriyani
Ekriyani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pembelajar di universitas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Kelelawar dan Matahari

2 Juni 2020   08:58 Diperbarui: 2 Juni 2020   08:55 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Kelelawar dan Matahari

Tak sengaja aku tersentuh kelelawar
Lembut tak terkira
Dari wujud rupa
Dalam kepala melekat ketakutan
Kelembutan di balik kesangaran

Seperti seorang penjagal
Berhadapan dengan kematian
"Apakah kau ingin ia tampak?" katanya

Maka korbankanlah dirimu
Jadilah sirna
Jangan sampai tersisa

Ia telah mengorbankan waktunya
Tenaganya
Pikiran dan hatinya
Menjadi sangar, kasar!
Lembut hanya jadi kulit tubuhnya

Mungkinkah seperti kelembutan matahari,
Merambat lewat kehangatan?

Maka terjadilah percakapan kelelawar dan matahari, "Wahai kelelawar, sifat lembutmu menyentuh segala sesuatu. Aku ingin berbuat baik padamu. Maka matilah, hingga kau mendapatkan cahaya keagunganku. Dan keluarlah dari sifat kekelawarmu."

(Sungai Limas, 2 Juni 2020)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun