Mohon tunggu...
Ekriyani
Ekriyani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pembelajar di universitas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Hitam

28 Mei 2020   08:54 Diperbarui: 28 Mei 2020   13:04 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hitam

Jika induk semang hitam menasihati bayang-bayang hitam
Tentang jalan hitam

"Berjalanlah saja. Jangan mengeluarkan kata-kata. Kita akan selamat dari bahaya," katanya

Setelah sampai aku harus diam saja, Ya?
Siapa tahu kata-kata akan meluncur dari mulutnya, minimal desah napasnya
Jika tidak?
Kita tak akan menemukannya
Bahkan cahaya

Kalau begitu di mana kita akan menemukanya?

"Pergilah! Ia akan mengenalimu. Ia akan melihatmu," lanjutnya

Apakah ia akan datang di hadapanku?

"Tidak ada 'hadapan' bagimu. Waktu telah berlalu begitu lama dan tak ada yang disebut 'hadapan'," pungkasnya

Hanya ketika datang 'cahaya' kita akan terlihat
Semisal kilat yang menyambar
Lentera nelayan hingga mercusuar yang setiap saat berputar
Melenyapkan bayang-bayang hitam
Dalam wujud keaslian
Saat itulah hitam menuju kemusnahan

(Sungai Limas, 28 Mei 2020)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun