Aku duduk terpaku menatap langit malam
Langit tegak tanpa tiang
Jejeran bintang tergantung tiada tali
Bukti kekuasaan dan kebesaran Ilahi
Kucoba membumbui malam dalam ratapan
Di bulan keberkahan untuk penghambaan
Kembali merangkai lantunan do'a
Sejukkan kembali puing hati kerontang
Malam syahdu bergelayut di bulan keberkahan
Cucuran air mata dalam penghibaan
Perbanyak taubat atas segala kelalaian
Perbanyak zikir atas segala kealfaan
Di bulan penuh keberkahan ini
Kuhanyutkan diri di lautan do'a
Rentetan ujian dan musibah silih berganti
Menghegemoni ruang pikiran melelahkan jiwa
Memohon kesabaran dalam menghadapinya
Pandemi ini sungguh menyesakkan rongga dada setiap insan
Menyisakan dahaga kebersamaan,
Kerinduan ibadah dimasjid lagi
Namun, ah... Harus tetap sabar dan syukur
Yakin ini akan berakhir
Bersama datangnya bulan keberkahan
(Sungai Limas, 25 April 2020)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H