Mohon tunggu...
Ekriyani
Ekriyani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pembelajar di universitas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Terikat dan Tergantung

15 April 2020   22:53 Diperbarui: 15 April 2020   22:53 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terikat dan Tergantung

Mengapa aku harus terikat?
Kedua tangan pada barang dipangkuan
Mata tak pernah mau diminta menatap dan memperhatikan lainnya
Bersama teman, kau lebih dari sekedar teman
Apa istmewanya sih kamu?

Kekasih bukan
Istri apalagi, tapi lebih dekat dan lebih disayangi
Kadang aku benci
Ingin segera kau pergi
Hidupku perlahan mulai tersakiti
Tidur terganggu karena suaramu
Bangun pagi
Dirimu pertama aku cari
Salahku apa coba?

Candu sih, tak masalah
Kalau kelewatan semua jadi susah
Kemana-mana kau harus ada
Diam kau jadi teman setia
Benarkah aku manusia?

Ketergantungan harusnya tak menyengsarakan
Tapi ini kedua-duanya
Ketergantungan iya
Menyengsarakan juga

Pernah sekali waktu, seharian kamu aku tinggalkan
Kucoba mencari kesibukan
Sehari memang bisa
Sayangnya
Pekerjaan tergantung padamu
Pertemanan apalagi
Katanya sih buat silaturrahmi
Silaturrahmi apa?
Duduk berdua, diam-diaman saja
Saling membungkuk tak saling tegur sapa
Mau bercanda,
Dengan siapa?
Memangnya enak bercanda dengan boneka
Atau hanya layar kaca

Nyatanya aku melakukannya
Nyatanya siangku terikat dengannya
Malam juga
Apakah begini zaman berganti
Apakah silaturrahmi tak mengenalkan jarak?
Sepertinya tidak!

Lagi-lagi,
Ketika tengah malam tiba aku selalu bertanya
Kapan aku bisa terbebas olehmu?
Atau makin terikat dan tergantung
Tapi aku bukan kelelawar
Tidur menggantung
Bangun menggantung
Hanya ketika terbang ketergantungan hilang
Aku manusia, Kawan
Telah diperbudak peralatan

Kamu?
Bagaimana kabarmu?
Sama dengan akukah?

(Sungai Limas, 15 April 2020)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun