Mohon tunggu...
Ekriyani
Ekriyani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pembelajar di universitas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Permainan-permainan Hari

9 April 2020   11:14 Diperbarui: 9 April 2020   11:28 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: jhtc.co.id / Japan Halal Tour Center Sample Course 2 | Japan Halal Tour Center


Permainan-permainan Hari

Lagi-lagi
Debur angin tak bersahabat kali ini
Mengusik hati
Satu debu mengganjal kelopak mata
Respon tangan tak bisa dipaksa
Untuk diam
Membiarkan

Sedang terjadi permainan apa?
Petak umpet?
Bukankah transparansi sudah jadi budaya?
Ke mana perginya?

Memang tak ada yang memaksa
Kesadaran diri telah pergi
Atau kecurangan memang sedang terjadi
Pada anak bumi
Sehingga pelangi enggan mengakar
Memberi arti
Keindahan pergi

Gerimis tak lagi dinikmati
Hujan deras apalagi
Diam bukan berarti menerima
Dan berteriak juga bukan berarti melakukan kontradiksi paksa

Kalau mau bebas,
Bebaslah tertata

(Sungai Limas, 9 April 2020)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun