Danau dan Kehidupan Ikan
Aku telah diterima bekerja
Menjadi atasan dengan banyak karyawan
Satu jala aku lemparkan
Dua jala aku lemparkan
Tiga jala aku lemparkan
Air danau bergelombang
Burung bangau menjauh beterbangan
Sebagian meninggal kotoran
Satu jala aku angkat
Tak ada ikan tersangkut
Dua jalan aku angkat
Tak ada ikan tersangkut
Tiga jala aku angkat
Air keruh beriak
Bukan danau tak ada ikannya
Sebelum jala aku lempar
Ikan naik ke permukaan
Dan meloncat-loncat
Menyambar-nyambar belalang yang lewat
Aku lempar jaring
Aku angkat
Hanya gondong yang melekat
Tajam, merobek sebagian jaring
Kehabisan akal
Aku lepas baju
Masuk ke air dan menyelam
Terlihat ikan berenang
Lari ke sana ke mari mengejar umpan
Kehabisan napas, aku naik ke permukaan
Sebentar kemudian menyelam lagi
Ikan jinak pada mendekat
Aku pegang satu
Aku pegang dua
Aku pegang tiga
Semua aku lepaskan
Ikan pergi menjauh berenang
"Apa yang kamu lakukan? Seperti orang gila tak ada kerjaan. Mengapa tak kau ambil ikan yang kau pegang tadi. Kau bawa pulang, lalu kau masak. Pasti terasa nikmat," kata temanku
Bukankah jala untuk mengurung mangsa?
Bukankah jaring jadi rumahnya?
Dan, bukankah tangan adalah kekuasaan?
Kalau aku semena-mena, apa kata dunia!