Mohon tunggu...
Ekriyani
Ekriyani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pembelajar di universitas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sepertinya Ini Bukan Takdir

5 April 2020   22:33 Diperbarui: 5 April 2020   22:52 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pixabay Ulat Cerah Daun - Foto gratis di Pixabay


Sepertinya Ini Bukan Takdir

Daun pupus dimakan ulat
Tinggal tangkai pengikat
Esok pagi akan tumbuh daun baru
Dimakan lagi
Dan tumbuh lagi
Hingga ulat kekenyangan
Ulat pun menjadi kepompong

Daun tetap tumbuh
Dan tumbuh
Yang muda menua
Yang tua layu dan jatuh
Sepertinya tak ada yang berharga

Kita tidak tau betapa gigih daun menyerap sinar matahari
Menghidupi pohon setiap hari
Bersama akar dalam tanah tersembunyi
Akar tak pernah menunjukkan diri

Pada musim panen,
Buah-buah dipetik
Adakah yang berterima kasih pada daun?
Pada akar juga?

Ketika daun lelah dan menguning sebelum tua
Daun pun dipangkas dan jatuh sebelum waktunya

Seperti halnya ketika akar sakit
Membusuk
Seorang diri
Petani
Daun
Apalagi buah
Hampir tak ada yang peduli

Seperti itukah yang sekarang terjadi?

(Sungai Limas, 5 April 2020)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun